Ini 3 Kandidat Vaksin Cacar Monyet RI, Rencana Didistribusikan Akhir 2022

ROUND UP

Ini 3 Kandidat Vaksin Cacar Monyet RI, Rencana Didistribusikan Akhir 2022

Mochammad Fajar Nur - detikHealth
Rabu, 31 Agu 2022 07:08 WIB
Jakarta -

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan telah memesan sebanyak dua ribu dosis vaksin cacar monyet atau monkeypox. Ini dilakukan sebagai salah satu strategi penanganan wabah monkeypox tersebut. Sebelumnya, ia menyebut bahwa vaksin cacar monyet direncanakan siap didistribusikan pada akhir tahun 2022.

Menkes Budi mengatakan vaksin tersebut dipesan dari Bavarian Nordic. Itu merupakan perusahaan bioteknologi terintegrasi yang berfokus pada pengembangan, pembuatan, dan komersialisasi vaksin untuk penyakit menular dan imunoterapi kanker.

"Dari segi vaksinasi, kita sudah memesan vaksinnya dua ribu dosis dari Bavarian Nordic yang dibantu oleh KBRI Denmark," beber Menkes Budi dalam rapat Komisi IX DPR, Selasa (30/8/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan saat ini sudah ada tiga kandidat vaksin cacar monyet. Ketiga kandidatnya meliputi:

  • Imvamune dari Bavarian Nordic Denmark
  • LC16M8 dari SVRG Kaketsuken Japan
  • ACAM2000 dari Sanofi Pasteur

"Ada beberapa kandidat vaksin monkeypox yang sudah mulai kita lakukan pembicaraan dengan mereka," kata Honesti dalam rapat Komisi IX DPR, Selasa (30/8).

ADVERTISEMENT

"(Untuk vaksin Bavarian Nordic) dua ribu dosis juga sudah didatangkan Kementerian Kesehatan. Ini platformnya live attenuated, jadi virus yang dilemahkan," sambungnya.

NEXT: Akan dibahas bersama BPOM dan ITAGI

Pada kesempatan berbeda, Juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril menyebut pemerintah tengah melakukan penjajakan terkait vaksin cacar monyet. Belum ada kejelasan lebih lanjut terkait vaksin mana yang akan digunakan.

Syahril menegaskan vaksin cacar monyet akan dibahas lebih lanjut dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) dan ITAGI. Bisa jadi kemungkinan vaksin yang diberikan merupakan vaksin cacar yang diperpanjang penggunaannya.

"Jadi vaksin itu sebagai satu bagian penanggulangan infeksi, untuk saat ini WHO belum memberikan anjuran untuk seluruh negara vaksinasi massal seperti halnya COVID-19," terang Syahril dalam Gedung Dr R Soeharto, Kantor Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Jakarta Pusat, Selasa (30/8).

"Yang kedua dari vaksin yang dulu ada 1980 masih dinilai efektif tetapi negara-negara maju mereka ada yang mengadakan (penelitian) sendiri, dan sudah ada dua. Kita lagi penjajakan," pungkas dia.

Halaman 2 dari 2
(mfn/up)

Berita Terkait