Malaysia hingga Singapura mencabut aturan wajib masker dalam ruangan, Rabu (7/9/2022). Pemakaian masker akan menjadi pilihan masing-masing orang di Malaysia.
"Masker wajah di dalam ruangan akan segera menjadi opsional," kata Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin, menambahkan bahwa masker tetap wajib dipakai di transportasi umum dan fasilitas kesehatan.
Pelonggaran terbaru ini dilakukan saat situasi COVID-19 terus membaik di Malaysia. Kasus baru COVID-19 di Malaysia telah menurun sejak puncak sebelumnya mencatat lebih dari 30.000 infeksi pada Maret tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Singapura juga sudah lebih dulu mencabut aturan masker di akhir Agustus. Mungkinkah Indonesia segera menyusul?
Menurut Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi, kemungkinan pelonggaran masker belum bisa dilakukan saat ini. Kenaikan kasus COVID-19 masih tercatat fluktuatif, sehingga masyarakat disarankan untuk memakai masker di dalam ruangan.
"Kalau sekarang dari data yang ada, masih ada peningkatan kasus, kita belum merekomendasikan ke arah sana, jadi artinya tetap kita masyarakat harus memakai masker," beber Adib saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu di Gedung Dr R Soeharto, Kantor PB IDI, Jakarta Pusat, Selasa (30/9/2022).
Sementara Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu, menyebut kemungkinan masyarakat bisa kembali hidup 'normal' jika tak ada lagi varian baru Corona dengan karakteristik lebih 'ganas'.
"Januari tahun depan? Ya semoga, sangat tergantung daripada peningkatan kasus dengan adanya sub varian baru, jadi Indonesia bisa bebas? Bisa," jelas Maxi kepada wartawan di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Dalam kesempatan terpisah, Guru Besar Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Amin Soebandrio, meyakini mutasi COVID-19 juga tampaknya kian melemah. Bagaimana penjelasannya? Simak di halaman selanjutnya.
"Walaupun virus itu terus bermutasi tapi sebagian besar mutasi itu justru membuat virusnya tambah lemah," kata Prof Amin dalam konferensi virtual di channel Youtube BNPB, dikutip Kamis (8/9/2022).
Kabar baiknya, hanya 4-6 persen yang berhasil 'bertahan' atau beradaptasi dengan lingkungan.
"Artinya (4-5 persen) ini lebih bisa menyesuaikan diri terhadap tekanan lingkungannya baik itu obat ataupun antibodi dan sebagainya," ucapnya.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)











































