Sejumlah wanita berusaha semaksimal mungkin untuk mempercantik diri mulai dari wajah hingga bagian tubuh lainnya termasuk vagina. Beberapa wanita ingin 'mempercantik' vaginanya untuk meningkatkan harga diri dan kualitas aktivitas seksualnya.
Seorang spesialis labiaplasti dr Umberto Tozzi mengaku telah mengoperasi lebih dari 300 wanita sepanjang karirnya. Ia melakukan operasi yang bertujuan mengurangi labia minora wanita atau lipatan kulit di kedua sisi lubang vagina.
"Ada banyak kasus yang tidak simetris dan selama operasi, saya mencoba untuk membuat itu jadi simetris," ujarnya kepada NeedToKnow, dikutip dari New York Post Sabtu (24/9).
Biaya operasi tersebut sekitar 1.400 dolar atau setara 21 juta rupiah. Selama operasi, Tozzi biasanya menghilangkan antara 3 hingga 6 sentimeter jaringan labia.
Ia menyebut kebanyakan dari pasiennya justru seorang wanita yang tidak 'pede' dengan bentuk vaginanya sehingga enggan melakukan hubungan seks.
"Biasanya, mereka adalah pasien yang sangat pemalu dan tidak pernah melakukan hubungan seksual hanya karena malu untuk menunjukkan diri kepada orang lain," jelasnya.
Selain mereka yang tidak 'pede' dengan bentuk vaginanya, dokter itu juga mengungkapkan pasiennya juga berasal dari kolongan wanita yang sudah tua dan transpuan. Mereka datang untuk mengurangi rasa sakit pada labia.
"Pada pasien tua, saya melakukan operasi untuk meningkatkan volume labia mayora dengan filler atau lipofilling (jaringan lemak)," katanya.
"Pada transpuan, mereka meminta saya untuk memperbaiki aspek labia mayora mereka yang biasanya kosong," lanjut dr Tozzi.
Terakhir, ia menyebut meski operasi ini tergolong aman. Namun ia mengingatkan adanya risiko pendarahan dan luka. Oleh karena itu, wanita yang habis menjalani tindakan labiaplasti disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 20 hari setelah operasi.
Simak Video "Mengenal Teknologi Chip 'Vagina': Fungsi hingga Cara Kerja"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)