Kemenkes Bicara Soal Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan

Kemenkes Bicara Soal Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Rabu, 05 Okt 2022 09:34 WIB
Kemenkes Bicara Soal Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan
Foto: AP/Yudha Prabowo
Jakarta -

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dr Eva Susanti buka suara terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan. Ia mengatakan, penggunaan air mata untuk melerai massa di stadion Kanjuruhan perlu ada kerja sama lintas sektor.

Kerja sama ini diperlukan untuk mengetahui seberapa penting penggunaan gas air mata dalam sebuah acara yang dihadiri banyak massa atau masyarakat sipil. Eva mengungkapkan, jika penggunaan gas air mata tak terlalu penting, seharusnya tidak ditembakkan dalam jumlah banyak.

"Kebijakan kita terkait penggunaan gas air mata mungkin dalam arti yang penting itu harusnya ada kerja sama lintas sektor. Apakah memang itu sangat penting digunakan, nah ini yang harus diingat," tuturnya saat konferensi pers Hari Penglihatan Sedunia 2022, Selasa (4/10/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab kata Eva, ada banyak risiko yang muncul akibat banyaknya tembakan gas air mata, terutama di ruang setengah tertutup seperti stadion olahraga. Seperti misalnya, sesak napas, sulit melihat, dan lainnya. Hal inilah yang menyebabkan penonton atau suporter terinjak-injak, terpukul, bertabrakan, hingga mengalami cedera

"Kalau hanya dalam arti tidak terlalu (urgent), seharusnya tidak digunakan dalam hal yang banyak. Karena memang kalau terlalu banyak, itu akibatnya akan ada beberapa risiko. Sebenarnya gas air mata ada sedikit digunakan untuk kerusuhan dan sebagainya, dan dia tidak mematikan sebenarnya," ucap dr Eva.

ADVERTISEMENT

"Jadi seharusnya memang dalam arti penggunaan gas air mata ini harus ada kerja sama yang lebih baik, jadi ada indikasi penggunaannya," imbuhnya lagi.




(suc/kna)

Berita Terkait