Ortu Harus Tahu! Ini Alasan Anak Harus Segera Vaksin COVID-19 Kedua

Sponsored - detikHealth
Jumat, 07 Okt 2022 13:39 WIB
Foto: Shutterstock/
Jakarta - Indonesia belum terbebas dari penyebaran COVID-19. Vaksinasi belum mencapai standar yang dicanangkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni minimal 70%, khususnya untuk lansia dan anak 6-11 tahun.

Anak-anak dapat menjadi penular virus SARS-CoV-2 kepada orang di sekitarnya terutama kelompok rentan, oleh karena itu anak pun harus mendapatkan vaksinasi COVID-19. Hal tersebut perlu menjadi perhatian kita bersama.

"Walaupun kejadian COVID-19 pada anak tidak banyak dibandingkan dewasa namun dapat menjadi penular, maka untuk memutus transmisi COVID-19 penting anak mendapatkan vaksinasi," ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) Piprim Basarah dalam keterangan tertulis.
Hal tersebut disampaikannya dalam webinar yang diselenggarakan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) bertajuk 'Pentingnya Vaksinasi COVID-19 pada Anak Indonesia', Sabtu (1/10).

Menurutnya, anak yang terlindung dari COVID-19 juga dapat melindungi orang di sekitarnya. Termasuk yang memiliki komorbid dan kelompok rentan seperti lansia.

"Cakupan vaksinasi COVID-19 pada anak dapat melindungi kelompok sekolah sehingga tidak menjadi klaster sumber penularan. Dengan adanya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang lebih mudah menular, vaksinasi anak berguna untuk melindungi gejala COVID-19 berat seperti Multisystem Inflammatory System in Children (MIS-C) dan long COVID-19," papar Piprim.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine menyebut WHO meminta semua negara melakukan vaksinasi minimal 70% dari populasi, dan 100% khusus untuk kelompok rentan.

"Itu untuk mempertahankan imunitas masyarakat umum dan kelompok masyarakat rentan," imbuhnya.

Yosephine mengatakan secara umum tingkat vaksinasi Indonesia dosis kedua baru mencapai 63%. Sementara pada kelompok anak sudah mencapai 80% untuk dosis pertama.

"Tetapi dosis kedua pada anak masih di bawah persentase yang diharapkan, sehingga menjadi tugas semua untuk segera mengejarnya," sambungnya.

Yosephine mengungkapkan angka menggembirakan justru berasal dari capaian vaksinasi pada remaja.

"Cakupan imunisasi remaja sudah 95.98% atau 25 jutaan orang untuk dosis pertama dan 82.72% dosis kedua atau sekitar 22 juta orang," ungkapnya.

Ia menjelaskan anak-anak memperoleh vaksin Sinovac, sementara untuk remaja mendapatkan Sinovac dan Pfizer.

"Pada bulan imunisasi, pemberian imunisasi rutin dan imunisasi COVID-19 diberi jarak dua minggu dan dilakukan skrining dasar sesuai SOP," tambah Yosephine.

Di sisi lain, anggota Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Cissy Kartasasmita menjelaskan vaksinasi anak sangat penting karena tidak hanya melindungi anak, melainkan juga lingkungan teman, guru dan keluarganya.

"Termasuk orang tua, nenek, kakek dan balita yang belum bisa diimunisasi. Selain itu, vaksinasi anak akan melindungi kerabat yang belum dapat divaksinasi karena memiliki komorbid," terangnya.

Cissy menerangkan program pemberian vaksin pada anak berlaku untuk usia 6-11 tahun.

"Vaksin yang akan digunakan aman dan berkhasiat. Vaksin aman karena telah mendapat Emergency Use Authorization (EUA), ijin emergensi BPOM dan mendapat rekomendasi ITAGI," tegasnya.

Ia menambahkan vaksin sudah diuji melalui uji klinik pada tiap kelompok usia, baik 18-60 tahun, di atas 60 tahun dan juga kelompok 12-17 tahun. Pada anak usia 3-17 tahun, uji klinik telah selesai dilakukan di China dan negara lain.

"Hasilnya aman dan efektif," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengatakan semua pihak berkewajiban untuk mensukseskan vaksinasi bagi anak. Misalnya, dengan terus menerus mensosialisasikan program ini lewat media sosial.

"Di tengah adanya keraguan pada vaksinasi, maka upaya untuk memperkuat harus kita sampaikan kepada masyarakat dan sejawat. Tapi dengan menghindari pencemaran nama baik, pasien dan sejawat," pungkasnya.

Dalam acara tersebut, para pakar umumnya mengingatkan masyarakat dan para orangtua anak usia 6-18 tahun agar segera melengkapi anak mereka dengan vaksinasi lengkap COVID-19 dua dosis. Selain itu, mereka juga mengimbau para guru serta orang tua untuk melengkapi vaksinasi COVID-19 primer dan booster guna melindungi anak dan diri sendiri dari bahaya COVID berbahaya.


(Content Promotion/Nanyang Bridge Media)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork