Pamungkas baru-baru ini menjadi sorotan publik usai aksinya di panggung menuai pro dan kontra. Pasalnya, pelantun lagu To The Bone itu terlihat menggesekkan handphone salah satu penonton ke alat kelaminnya.
Tidak sedikit yang menganggap aksi Pamungkas tidak senonoh. Adapula beberapa orang yang menilai hal tersebut wajar dilakukan, tetapi tindakannya terlanjur gaduh dibicarakan publik di media sosial.
Pamungkas belakangan buka suara, ia tidak masalah dengan tudingan para netizen atas aksinya. Namun, ia menegaskan apa yang dilakukannya adalah fan service.
Psikolog klinis Annisa Mega Radyani, MPsi, Psikolog, dari platform @wefanpsyou yang khusus membahas isu fan dan fandom berbasis ilmu psikologi, menyebut tindakan Pamungkas bisa saja termasuk fan service. Menurutnya, tidak ada definisi pasti terkait fan service, secara umum diartikan sebagai segala bentuk material, ekspresi, ataupun tindakan yang bertujuan untuk melayani atau memenuhi kebutuhan dan keinginan fan atau penggemar.
"Sebenarnya, fan service maknanya sangat luas, bukan sebatas tindakan idola tapi juga termasuk scene-scene tertentu dalam film yang membuat penggemar senang dan excited, itu juga bisa kita disebut fan service," terang dia saat dihubungi detikcom Senin (10/10/2022).
Namun, Annisa khawatir apa yang dilakukan Pamungkas bisa menjadi pelecehan seksual, alih-alih fan service. Pasalnya, ia melihat tidak ada consent atau persetujuan atas tindakan tersebut.
"Karena nyatanya, pamungkas bisa dikatakan melakukan aksi yang bersifat seksual kepada HP penggemar tanpa persetujuan (tanpa consent/kesepakatan) dari penggemarnya. Selain itu, secara nilai dan norma juga fan service Pamungkas tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat kita. Sehingga wajar kalau perilakunya ini dianggap bermasalah," sebutnya.
Tonton juga Video: Pamungkas Bantah Tudingan Netizen soal Mabuk Saat Manggung
(naf/up)