Benarkah Gas Air Mata Tidak Mematikan? Pakar Ungkap Fakta Sebaliknya

Benarkah Gas Air Mata Tidak Mematikan? Pakar Ungkap Fakta Sebaliknya

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 11 Okt 2022 14:00 WIB
Benarkah Gas Air Mata Tidak Mematikan? Pakar Ungkap Fakta Sebaliknya
Foto: AFP via Getty Images/STR
Jakarta -

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo melaporkan, kematian ratusan korban Tragedi Kanjuruhan disebabkan kondisi kurang oksigen. Ia sekaligus membantah maraknya dugaan bahwa ratusan kematian tersebut dipicu oleh gas air mata.

Ahli paru yang juga guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) menjelaskan paparan gas air mata bisa berdampak akut pada saluran napas dan memicu gawat napas (respiratory distress). Sejumlah efek gas air mata pada pernapasan meliputi:

  • Dada berat
  • Batuk
  • Tenggorokan seperti tercekik
  • Bising mengi
  • Sesak napas

Sementara itu menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gas air mata bisa menyebabkan kematian pada kondisi tertentu. Paparan gas air mata pada waktu yang lama atau dosis yang tinggi terutama pada area tertutup dapat menyebabkan dampak serius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu sebuah studi tahun 2017 dari data yang dikumpulkan selama 25 tahun melihat efek gas air mata pada tubuh. Bahan kimia dan tabung yang digunakan untuk melepaskannya telah menyebabkan cedera parah, cacat permanen, dan kematian.

Ada dua kematian yang tercatat dari 5.910 orang dalam penelitian ini. Yang pertama, pelepasan gas air mata di rumah seseorang menyebabkan kematian karena gagal napas.

ADVERTISEMENT

Kematian kedua melibatkan dampak tabung gas air mata yang menyebabkan cedera kepala yang fatal. Dalam penelitian ini, 58 orang melaporkan cacat permanen setelah terpapar gas air mata. Disabilitas tersebut antara lain:

  • Masalah pernapasan
  • Kebutaan
  • Kerusakan otak
  • Kelumpuhan
  • Amputasi
  • Kulit terbakar



(kna/kna)

Berita Terkait