Hanya saja perayaan hari tanpa bra ini sarat kontroversi. Tidak sedikit pakar yang menyebut no bra day menjadi momen eksploitasi tubuh perempuan.
Pakar sependapat bahwa bra tak ada kaitannya dengan risiko kanker payudara. Pemakaian bra tidak meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
"Tapi memang kalau bisa dilepas setiap 8-12 jam agar payudara beristirahat," kata spesialis kanker dari RS Dharmais dr Walta Gautama, SpB(K)Onk saat berbincang dengan wartawan di agenda Double Tree Pink Month, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2022).
dr Walta mengatakan kanker payudara masih menjadi penyumbang kematian pertama akibat kanker di Indonesia. Masalah terbesar dalam penanganan kanker payudara yakni pasien selalu datang di stadium lanjut.
"Padahal kanker payudara itu paling bisa sembuh kalau terdeteksi dini," ujar dr Walta.
Tanda-tanda kanker payudara dapat cepat dikenali dengan cara sangat sederhana yakni SADARI atau periksa payudara sendiri. Gejala awal penyakit ini adalah muncul benjolan di sekitar payudara.
Ada risiko-risiko terkait kanker payudara yang tidak dapat dihindari, misalnya terlahir sebagai wanita, faktor genetik, dan mencapai usia tertentu. Namun ada juga yang bisa dicegah, seperti:
- olahraga rutin
- menjaga berat badan
- makan sayuran hijau
- istirahat yang cukup
- tidak merokok
- tidak berlebihan makan lemak
- membatasi terapi hormon atau KB
- menyusui
BACA JUGA
Simak Video "Video: Gaya Hidup Tak Sehat Picu Kanker Payudara pada Remaja"
(kna/naf)