Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI mengimbau apotek dan tenaga kesehatan untuk tidak dulu meresepkan semua obat dalam bentuk sediaan cair atau sirup. Imbauan diberikan sebagai kewaspadaan, mengantisipasi adanya cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Dengan adanya rilis BPOM, apakah berarti edaran Kemenkes soal penghentian sementara sirup obat akan disesuaikan?
"Kan masih ada pemeriksaan obat lainya, nanti kita koordinasi dulu dengan BPOM ya," kata Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dr Siti Nadia Tarmizi, Kamis (20/10/2022).
Kelima produk yang dinyatakan BPOM mengandung cemaran EG di atas ambang aman adalah:
- Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
- Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
- Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.
- Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.
- Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.
Namun ditegaskan, hasil uji cemaran tersebut tidak serta merta dapat disimpulkan bahwa penggunaan sirup obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut. Di luar penggunaan obat, masih ada beberapa faktor risiko yang juga tengah ditelusuri.
(up/kna)