Ini Alasan Berdesakan dalam Kerumunan Seperti di Itaewon Picu Henti Jantung

Ini Alasan Berdesakan dalam Kerumunan Seperti di Itaewon Picu Henti Jantung

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Senin, 31 Okt 2022 08:27 WIB
Ini Alasan Berdesakan dalam Kerumunan Seperti di Itaewon Picu Henti Jantung
Foto: Reuters/Kim Hong-ji
Jakarta -

Malam Halloween di Itaewon, Korea Selatan, memakan korban jiwa. Setidaknya 154 orang dikabarkan meninggal dunia akibat henti jantung di insiden tersebut.

Insiden ini berawal ketika warga mulai memadati kawasan Itaewon karena antusias perayaan Halloween pertama dibolehkan setelah terhalang COVID-19 selama tiga tahun. Namun bak tak bisa menampung banyak orang, jalan-jalan di Itaewon pun dipenuhi massa, menyebabkan ratusan orang meninggal dunia.

Spesialis jantung dan pembuluh darah dari Siloam Hospital Semanggi dr Vito A Damay, SpJP menjelaskan saat berdesakan di dalam kerumunan, risiko hipoksia terjadi karena dadanya terhimpit. Ketika massa tidak terkendali, tanpa sengaja begitu banyak orang tidak bisa bernapas karena pergerakan dada sangat terhambat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi yang tidak terkendali, kepanikan dan ketegangan memicu jumlah karbondioksida meningkat karena begitu banyak orang dan adrenalin meningkat menyebabkan kuncupnya pembuluh darah. Sirkulasi oksigen terhambat menyebabkan pingsan dan bahkan henti jantung," jelas dr Vito saat dihubungi detikcom, Senin (31/10/2022).

Saat terjadi henti jantung, pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan CPR atau resusitasi jantung paru-paru. Saat kejadian, terlihat banyak warga yang juga ikut membantu petugas medis melakukan pijat jantung kepada korban yang berjatuhan.

ADVERTISEMENT

dr Vito mengatakan henti jantung adalah keadaan gawat darurat yang membutuhkan pertolongan sesegera mungkin. CPR bisa menolong dan meningkatkan kemungkinan selamat.

"Pijat jantung meningkatkan survival sampai 40 persen bahkan jika dilakukan tanpa bantuan napas," beber dr Vito.




(kna/up)

Berita Terkait