Kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal yang menyerang 325 anak di RI tengah menjadi kewaspadaan banyak pihak. Penyakit ini utamanya ditemukan pada anak usia satu sampai lima tahun.
Adapun gejalanya yang khas dapat berupa penurunan volume urine atau tidak memproduksi urine sama sekali. Gejala tersebut juga bisa disertai demam, mual, maupun muntah.
Hingga saat ini dugaan utama penyebab dari kasus gagal ginjal akut adalah toksifikasi dari zat berbahaya etilen glikol pada obat sirup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apakah pasien gagal ginjal akut bisa sembuh total?
Menurut dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Brawijaya Depok, dr Ambarsari Sri Nirmaladewi, MSc, SpA, apabila pasien gagal ginjal tersebut masih tergolong stadium awal dan mendapatkan penanganan lebih dini, masih ada harapan untuk sembuh total dan perlahan-lahan membaik.
Terlebih lagi, dikatakan dr Ambar, saat ini sudah ditemukan obat penawar racun untuk melawan toksik dari zat etilen glikol tersebut.
"Yang lagi ramai dibicarakan dua minggu terakhir ini adalah penyebab dari gangguan ginjal akut atipikal progresif karena cemaran etilen glikol," ucapnya saat ditemui di Depok, Rabu (2/11/2022).
"Beberapa ahli dari nefrologi dari kasus-kasus itu menemukan bahwa apabila mereka datang masi pada stadium awal, kita lakukan pengecekan keseluruhan dan dia masuk kriteria inklusi bahwa penyebabnya adalah memang karena cemaran etilen glikol, itu hasilnya ternyata cukup baik dengan pemberian antidotumnya," sambung lagi.
NEXT: Periksakan sebelum terlambat
Akan tetapi jika pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah masuk stadium akhir, ini bisa berdampak sangat fatal pada organ lainnya, seperti jantung hingga saraf.
Karena itu, ia mengimbau para orang tua untuk selalu memperhatikan kondisi anaknya. Apabila menunjukkan indikasi tanda-tanda gagal ginjal akut, segera membawa sang anak ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih cepat.
"Apabila dia datang dalam stadium akhir, itu dia bisa berpengaruh kepada kejang saraf pusatnya, bisa berpengaruh kondisi pernapasannya maupun jantung, sehingga mungkin bisa menyebabkan gejala sisa," ucapnya lagi.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut obat antidotum Fomepizole alias penawar racun ini memberikan respons baik kepada pasien gangguan ginjal akut. Ia juga mengklaim terjadi penurunan drastis angka kematian usai fomepizole diuji coba pada pasien gagal ginjal akut.
"Mendatangkan fomepizole terjadi penurunan yang drastis, sangat drastis dari kasus-kasus baru," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (2/11/).











































