Geger Jenazah Korban Tragedi Itaewon Keunguan Sekujur Tubuh, Apa Penyebabnya?

ADVERTISEMENT

Terpopuler Sepekan

Geger Jenazah Korban Tragedi Itaewon Keunguan Sekujur Tubuh, Apa Penyebabnya?

Alethea Pricila - detikHealth
Sabtu, 05 Nov 2022 14:35 WIB
Setidaknya 151 orang dinyatakan meninggal dunia dalam tragedi Pesta Halloween di Itaewon, Korea Selatan. Banyaknya korban membuat tim evakuasi harus antre ke lokasi kejadian.
Ratusan orang meninggal dunia dalam tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan. (Foto: Reuters/Kim Hong-ji)
Jakarta -

Tragedi Halloween Itaewon, Korea Selatan menimbulkan trauma mendalam lantaran dilaporkan setidaknya ada 156 jiwa menjadi korban dan beberapa lainnya mengalami cedera parah. Melalui foto-foto korban yang beredar di media sosial, terlihat kondisi tubuh yang mengalami memar ungu kebiruan terutama di bagian kaki.

Kondisi serupa juga dialami oleh korban Itaewon yang meninggal dunia. Awalnya, korban mengalami muntah darah dan kemudian sekujur tubuh berwarna keunguan hingga akhirnya tak berhasil selamat.

Lalu Mengapa Tubuh Korban Berwarna Keunguan?

Berkaitan hal itu, dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD-KPsi yang merupakan spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network Indonesia menjabarkan adanya dua kemungkinan yang terjadi.

"Kemungkinan pertama emboli paru. Tanda dan gejala utama sesak napas, nyeri dada, dan batuk disertai darah," kata dia dalam akun Twitter pribadinya, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan, Senin (31/10/2022).

Selain itu, pria yang akrab disapa dr Koko menyebut gejala lain yang dapat terjadi dari emboli paru, sebagai berikut.

  • Irama Jantung Tidak Teratur
  • Pusing
  • Banyak Berkeringat
  • Demam atau Meriang
  • Nyeri dan atau Bengkak Pada Tungkai bawah
  • Kulit Pucat atau Sianosis

Lebih lanjut ia menyebut kondisi emboli paru bisa terjadi berbarengan atau serentak pada korban saat pesta Halloween Itaewon karena adanya desakan hingga rongga dada yang tertekan dan menyebabkan volume paru berkurang. Ia juga menyebut hal ini dapat juga dipicu karena faktor risiko seperti riwayat diabetes, obesitas, kebiasaan alkohol dan lainnya.

"Satu spek dari trias Virchow terjadi dalam keramaian itu. Dua aspek lain ada di faktor risiko," katanya.

Kemungkinan kedua yang disebut dr Koko adalah serangan jantung. Namun menurutnya kemungkinan ini lebih kecil.

"Meski tetap ada kesamaan sebagian gejala, nyeri dada, muntah darah, dan jadi "ungu" (sianosis)," tuturnya.

"Hanya saja, jarang terjadi infark myocard yang serentak," sambung dr Koko.

Jika kemungkinan pertama yang terjadi, korban pesta Halloween Itaewon bukan hanya membutuhkan cardiopulmonary resuscitation (CPR) melainkan juga membutuhkan terapi trombosit atau trombektomi. Hal ini membuat dr Koko menyebut perlunya edukasi luas terkait CPR dan pencegahan trombosis.



Simak Video "Dialami Korban Tragedi Itaewon, Apa Itu Henti Jantung?"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT