8 Tanda-tanda Kepribadian Ganda, Kerap Dipicu Trauma Masa Lalu

8 Tanda-tanda Kepribadian Ganda, Kerap Dipicu Trauma Masa Lalu

Fadilla Namira - detikHealth
Rabu, 09 Nov 2022 21:30 WIB
8 Tanda-tanda Kepribadian Ganda, Kerap Dipicu Trauma Masa Lalu
Ilustrasi stres. (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Tanda-tanda kepribadian ganda atau gangguan disosiatif sering dikaitkan dengan masalah psikologis karena trauma masa lalu. Kondisinya dapat berlangsung lama atau singkat, tergantung tingkat keparahannya.

Terdapat tiga jenis utama gangguan disosiatif berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), yakni amnesia disosiatif gangguan identitas disosiatif, dan gangguan depersonalisasi-derealisasi. Ketiganya bisa berasal dari trauma fisik, seksual, atau emosional. Umumnya, trauma tersebut dibentuk ketika pengidapnya masih belia atau bahkan anak-anak.

Akan tetapi, seseorang bisa saja mengalami kepribadian ganda setelah ia dewasa. Kondisi ini dipicu oleh stres akibat perang, bencana alam, atau lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila seseorang mengalami penyakit kejiwaan ini, sikap dan karakternya bisa berubah 180 derajat secara tiba-tiba dan akan berulang kembali dengan sendirinya. Hal ini tentu menyebabkan penderitaan tak berujung. Bahkah, sebuah studi 2018 menyebut 70 persen pengidap kepribadian ganda bisa melukai diri sendiri hingga percobaan bunuh diri.

Tanda-tanda Kepribadian Ganda

Tanda-tanda kepribadian ganda yang sudah fatal bisa menyebabkan depresi dan kecemasan kronis. Tak jarang orang yang mengidapnya bisa melukai orang lain. Kenali kondisi khusus dari kepribadian ganda yang telah detikcom rangkum dari berbagai sumber berikut ini:

ADVERTISEMENT
  • Memiliki lebih dari satu identitas disertai dengan perubahan perilaku dan pemikiran.
  • Ketidakmampuan untuk mengelola stres dengan baik.
  • Menganggap peristiwa yang terjadi di sekitar tidak nyata atau distorsi.
  • Stres berat karena beban atau masalah yang signifikan dalam pekerjaan atau hubungan asmara.
  • Sering merasa depresi dan cemas.
  • Tidak yakin dengan identitas atau kepribadian diri sendiri.
  • Perasaan aneh seakan-akan raga keluar dari tubuh (depersonalisasi).
  • Gangguan tidur.

Meski begitu penting untuk diingat bahwa fatal atau tidaknya tanda-tanda kepribadian ganda harus dianalisis terlebih dahulu oleh psikiater. Biasanya, dokter ahli kejiwaan akan mengobservasi melalui pengamatan perilaku dan bagaimana pengaruhnya kepada orang tersebut secara bertahap. Dikarenakan kepribadian ganda sering terjadi bersamaan dengan gangguan kejiwaan lain, dokter perlu mengesampingkan kondisi lain sebelum membuat diagnosis. Dengan demikian, pengidapnya akan diresepkan terapi atau obat penenang terlebih dahulu.

Satu-satunya mencegah hal ini adalah merawat kesehatan mental dengan baik. Bila mengalami masalah atau stres akibat tekanan di masa lalu, mintalah bantuan ke ahli medis terkait untuk mengatasinya. Di samping itu, pengidapnya bisa bercerita kepada teman atau orang lain supaya meringankan perasaannya.




(suc/suc)

Berita Terkait