Batu Ginjal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

ADVERTISEMENT

Batu Ginjal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

dr Muhammad Fitrah, SpU - detikHealth
Kamis, 10 Nov 2022 11:25 WIB
Kidney stones after ESWL intervention. Lithotripsy. Scale in centimeters
Ilustrasi batu ginjal. (Foto: Ilustrasi/thinkstock)
Jakarta -

Batu ginjal atau nefrolitiasis adalah endapan keras yang terbuat dari mineral dan garam dalam renal (ginjal). Ginjal adalah salah satu organ vital tubuh yang ukurannya hanya sekepal tangan manusia dan bentuknya mirip dengan kacang merah.

Jika bekerja secara normal, ia dapat membersihkan limbah dari darah dan membuangnya melalui urine. Organ kembar ini juga mengontrol kadar natrium, kalium, dan kalsium dalam darah.

Menurut asosiasi urologi Amerika, batu ginjal dimulai dari pengkristalan kecil yang lambat laun tumbuh lebih besar, bahkan mengisi struktur berongga bagian dalam ginjal. Jika batu tersebut sudah tersangkut pada ureter (saluran kemih), aliran urine dalam ginjal akan tersumbat sehingga menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), penyakit ginjal menjadi penyebab kematian ke-10 di Indonesia dengan jumlah kematian lebih dari 42 ribu per tahun. Itu sebabnya masyarakat harus waspada terhadap gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit batu ginjal.

Gejala Batu Ginjal

Gejala umum dari batu ginjal adalah rasa sakit yang luar biasa dan kram di kedua sisi samping punggung. Kemudian, berpindah ke perut bagian bawah atau selangkangan secara fluktuasi. Tanda-tanda lain dari batu ginjal meliputi:

  • Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
  • Urine yang berwarna gelap atau merah karena darah.
  • Urine yang berbau tidak sedap atau terlihat keruh.
  • Perasaan ingin buang air kecil yang intens.
  • Mual dan muntah.
  • Demam dan menggigil.
  • Untuk pria, ada kemungkinan rasa sakit di ujung penis.

Batu ginjal mulai terasa sakit ketika menyebabkan iritasi atau penyumbatan. Bahkan, tak jarang kita melihat pengidap batu ginjal sulit untuk duduk ataupun berdiri dalam waktu lama.

Penyebab Batu Ginjal

Ada beberapa hal yang bisa memicu terbentuknya batu ginjal, antara lain:

1. Volume Urine Rendah

Penyebab utama yang sering terjadi pada pengidap batu ginjal adalah urine yang sedikit karena dehidrasi (kehilangan cairan tubuh) secara konstan.

Ketika volume urine rendah, ia jadi berwarna pekat dan gelap. Artinya, hanya sedikit cairan untuk menjaga garam tetap larut. Meningkatkan asupan cairan akan mengencerkan garam dalam urine sehingga mengurangi risiko pembentukan batu.

2. Diet yang Tidak Seimbang

Salah satu penyebab batu ginjal lainnya adalah kadar kalsium oksalat yang tinggi dalam urine. Oksalat adalah komponen dari jenis batu ginjal yang paling umum.

Orang menjalani diet tinggi protein hewani, seperti daging sapi, ayam, dan babi dapat meningkatkan kadar asam dalam tubuh dan urine. Hal tersebut akan meningkatkan risiko terbentuknya batu kalsium oksalat dan asam urat. Sebaiknya, cukupi pola makan sehat dengan kandungan serat dan vitamin untuk menjaga gizi seimbang dalam tubuh.

3. Kegemukan

Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit berbahaya ini. Penumpukan lemak yang disebabkan oleh makanan dengan kandungan gula dan garam berlebih dapat meningkatkan kadar asam dalam urine sehingga terjadi pembentukan batu ginjal.

4. Kondisi Medis dan Obat-obatan

Beberapa kondisi medis berpengaruh pada peningkatan risiko batu ginjal. Pertumbuhan jaringan abnormal di kelenjar paratiroid (pengontrol metabolisme kalsium) dapat menyebabkan kadar kalsium tinggi dalam darah dan urine.

Pun kelainan bawaan yang langka dapat menyebabkan batu ginjal lebih mungkin terjadi, contohnya sistinuria. Penyakit ini mendorong kondisi tubuh menghasilkan terlalu banyak asam amino dalam urine dan hiperoksaluria primer. Hiperoksaluria primer adalah kondisi di mana organ hati kelebihan memproduksi oksalat.

Selain itu, pengonsumsian obat dan suplemen tertentu, seperti suplemen kalsium, pencahar, vitamin C, dan antasida berbasis kalsium bisa mempengaruhi pertumbuhan batu ginjal.

5. Riwayat Genetik

Peluang seseorang terkena batu ginjal jauh lebih tinggi jika memiliki riwayat keluarga yang serupa.

Diagnosis Batu Ginjal

Pemeriksaan batu ginjal dapat dimulai dengan riwayat medis, pemeriksaan fisik, USG abdomen, dan Kidney Ureter Bladder X-ray (KUB X-Ray). Untuk mendapatkan hasil yang lebih rinci, beberapa layanan kesehatan menyediakan CT Scan Urografi untuk menunjukkan ukuran batu dan posisinya.

Setelah itu, dokter akan mengevaluasi kesehatan ginjal dengan tes darah dan urine sambil mempertimbangkan ukuran serta lokasi tumbuhnya batu ginjal tersebut.

Pengobatan Batu Ginjal

Pengobatan untuk gangguan ginjal ini tergantung pada jenis batu dan keparahan gejalanya. Jika sudah menyadari tanda-tandanya, penting berbicara dengan dokter untuk mendapat penanganan terbaik.

1. Resep Medis

Obat paling umum diresepkan dokter untuk penyakit ini adalah tamsulosin dan renalof. Tamsulosin (harnal) merupakan obat untuk melemaskan ureter sehingga batu lebih mudah keluar saat buang air kecil. Di saat yang sama, dokter juga meresepkan pereda nyeri dan obat antimual.

2. Pembedahan

Pengobatan tingkat lanjut ini dilakukan bila batu ginjal gagal keluar dari tubuh melalui urine dan mempengaruhi fungsi ginjal. Jika tidak dilakukan, urine yang mengendap akan menyebabkan saluran kemih bengkak dan memicu Infeksi Saluran Kemih (ISK).

Jenis-jenis operasi untuk menghilangkan batu di ginjal di ureter adalah:

  • Litotripsi gelombang kejut atau Shock Wave Lithotripsy (SWL).
  • Ureteroscopy (URS).
  • Percutaneous nephrolithotomy (PCNL).

Komplikasi Batu Ginjal

Kemungkinan komplikasi terjadi tergantung pada jenis perawatan yang dijalani, ukuran, serta posisi dari batu ginjal itu sendiri. Berikut ini penyakit lain yang bisa muncul akibat penyakit batu ginjal adalah:

  • Sepsis, yaitu infeksi yang menyebar melalui darah.
  • Ureter tersumbat yang disebabkan oleh pecahan batu.
  • Cedera pada ureter.
  • Infeksi Saluran Kemih (ISK).
  • Perdarahan saat operasi.

Kapan Harus Bertemu Dokter

  • Segera temui ahli medis atau dokter spesialis nefrologi bila merasakan gejala, seperti berikut:

    Nyeri begitu parah sehingga tidak bisa duduk diam atau menemukan posisi yang nyaman.
  • Darah dalam urine.
  • Kesulitan buang air kecil.

Jangan menganggap batu ginjal sepele karena penyakit ini menyangkut jaringan dan organ vital manusia. Bila dihiraukan, kematian adalah risiko terberatnya.

Oleh karenanya, dokter menyarankan masyarakat untuk melakukan kebiasaan hidup sehat, seperti minum air mineral sekurang-kurangnya dua liter per hari, banyak mengonsumsi makanan untuk membersihkan ginjal, dan menghindari makanan yang mengandung asam urat tinggi.

Ditinjau oleh:

dr Muhammad Fitrah, SpU

Dokter Spesialis Urologi

Primaya Hospital Bekasi Timur

dr Muhammad Fitrah, SpUdr Muhammad Fitrah, SpU Foto: Primaya Hospital Bekasi Timur


Simak Video "Bahayanya Skip Makan Sahur "
[Gambas:Video 20detik]
(Fadilla Namira/suc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT