Founder dan CEO Center for Indonesia's Strategic Development Initiative (CISDI) Diah S Saminarsih mendorong pemanfaatan dana pandemic fund untuk memperbaiki sistem layanan kesehatan primer. Sebagai informasi, pandemic fund yang resmi diluncurkan Minggu (13/11/2022) merupakan kontribusi dunia dalam dana pandemi untuk mencegah, kesiapsigaan, dan respons menghadapi pandemi selanjutnya.
Lantaran masih bergantung pada kontributor tradisional, dana baru terkumpul 1,4 miliar USD. Hanya 10 persen dari target pandemic fund kesepakatan G20, berdasarkan perhitungan World Bank dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Indonesia diketahui menyumbang setidaknya 740 miliar rupiah atau USD 50 juta. "Transformasi layanan kesehatan primer yang belum
secara spesifik disebutkan dalam prioritas area untuk menerima pendanaan dari pandemic fund," kata dia di Hotel Conrad Bali, Senin (14/11/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diah menyoroti adanya ketimpangan layanan kesehatan primer di pandemi COVID-19 sebelumnya. Seperti salah satunya cakupan vaksinasi COVID-19 yang masih rendah di negara berpenghasilan rendah, dibandingkan negara maju. Kejadian semacam ini menurutnya tak boleh kembali terjadi.
"Oleh karenanya, pendapatan prioritas pandemic fund membutuhkan konsultasi dan partisipasi penerima manfaat untuk merepresentasikan kebutuhan mereka, dan tidak berisiko mengulangi kembali ketidakadilan struktural pembiayaan kesehatan global," katanya.
Dalam kesempatan serupa, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu berharap ketimpangan akses layanan kesehatan di masa pandemi, khususnya di negara berpenghasilan rendah dapat teratasi dengan adanya pandemic fund.
"Negara-negara yang merupakan pendapatan rendah dan berpendapatan menengah harus diperkuat kapasitasnya," tutur Maxi.
"Mudah-mudahan pandemic fund ini dapat dan mampu mengisi kesenjangan pendanaan kesiapsiagaan respons pandemi khususnya di negara-negara berpendapatan tengah dan menengah," sambung dia.
Sementara Executive Head of The Pandemic Fund Secretariat The World Bank Priya Basu menyebut pandemic fund bakal menjadi investasi terkait pengawasan kesehatan di tingkat bawah khususnya di negara krisis layanan kesehatan. Ketika berjalan, barulah akan terlihat investasi mana dana pandemi akan diarahkan, khususnya mereka yang berpenghasilan rendah.
"Melawan penyakit potensi pandemi ke depannya, jadi ini adalah suatu yang sangat hati-hati ke mana investasi ini akan diarahkan," bebernya.
Diah menambahkan, belajar dari pengalaman global fund, saat ini sulit untuk melihat mekanisme pendanaan global bisa terlaksana dan digunakan oleh negara hingga
mencapai komunitas atau masyarakat. Karenanya, dibutuhkan landasan prinsip nilai yang disepakati bersama dengan semangat inklusi dan kesetaraan agar pendanaan bisa bermanfaat dan mencapai negara-negara hingga komunitas-komunitas yang membutuhkannya.
"Kami berharap, catatan yang disampaikan serta diskusi kita pada hari ini dapat menjadi pengingat bahwa upaya untuk mendesain ulang arsitektur kesehatan global yang mampu menjamin ketahanan kesehatan bagi semua belum selesai," tandas dia.
Simak Video "Video: Pernyataan RS Brasil soal Kondisi Kesehatan Dirjen WHO"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)











































