Daftar 8 Penyakit yang Kuras Isi Dompet BPJS Kesehatan, Setahun Habis Rp 20 T

ADVERTISEMENT

Daftar 8 Penyakit yang Kuras Isi Dompet BPJS Kesehatan, Setahun Habis Rp 20 T

Fadilla Namira - detikHealth
Jumat, 25 Nov 2022 18:43 WIB
BPJS Kesehatan
8 Penyakit paling menguras kantong BPJS Kesehatan (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)
Jakarta -

Tahukah kamu? Tingkat kesehatan di Indonesia yang masih rendah menyebabkan anggaran dana BPJS Kesehatan kian membengkak setiap tahunnya. Berikut ini daftar 8 penyakit yang kuras isi dompet BPJS Kesehatan dan tentunya penting untuk diketahui.

BPJS Kesehatan merupakan lembaga penjamin dari pemerintah yang bertujuan memenuhi dan melindungi hak-hak dasar kesehatan masyarakat melalui program JKN-KIS. Tugas utama dari lembaga ini adalah mengumpulkan iuran dari peserta dan mengatur Dana Jaminan Sosial (DJS) untuk kepentingan biaya pengobatan.

Dari banyaknya jenis penyakit yang ditanggung BPJS, diketahui penyakit katastropik mengeluarkan dana yang paling tinggi. Lembaga tersebut setidaknya membayarkan 19,9 juta kasus katastropik dengan biaya sebesar Rp 20 triliun atau 25 persen dari total anggaran JKN-KIS pada 2020. Angka tersebut menunjukan kenaikan sebesar 25-31 persen sejak 2014.

Dikutip dari laman resmi BPJS Kesehatan, penyakit katastropik merupakan penyakit yang membutuhkan pengobatan medis jangka panjang dan biaya tinggi. Jenis penyakit tersebut dapat dipicu oleh berbagai faktor, misalnya ketahanan metabolisme tubuh, pola hidup buruk, dan lingkungan yang tidak sehat. Lantas, penyakit apa sajakah yang termasuk ke dalam jenis ini dan membuat anggaran JKN-KIS 'membludak'?

Daftar 8 Penyakit yang Kuras Isi Dompet BPJS Kesehatan

1. Penyakit Jantung

Di urutan pertama adalah penyakit jantung dengan proporsi anggaran sebesar 49 persen atau sekitar Rp 9,8 triliun untuk 12,9 juta kasus. Penyakit memang jadi pemicu kematian tertinggi di Indonesia dengan faktor risiko yang beragam, misalnya hipertensi, obesitas, dan diabetes.

2. Kanker

Globocan 2020 menyebut pengidap kanker di Indonesia di tahun itu mencapai 396.914 orang dengan kasus terbanyak adalah kanker serviks sebesar 65.858 orang. Disusul kanker serviks sebanyak 36.633 orang dan kanker paru-paru 34.783 orang. Tak heran penyakit ini memakan 18 persen dari total anggaran atau berkisar Rp 3,5 triliun untuk total 2,5 juta kasus.

3. Stroke

Stroke terjadi karena pembuluh darah di otak pecah akibat penyumbatan. Golongan penyakit kardiovaskular ini menghabiskan biaya 13 persen atau Rp 2,5 triliun untuk 2 juta kasus.

4. Gagal Ginjal

Pengonsumsian obat-obatan dalam jangka panjang tanpa disertai minum air putih yang cukup dapat menyebabkan infeksi gagal ginjal berulang hingga gagal ginjal. Karena kurangnya kesadaran masyarakat akan hal tersebut, penyakit ginjal jadi penyakit yang cukup mengkhawatirkan di Indonesia. Gagal ginjal memakan proporsi biaya JKN-KIS sebesar 11 persen atau Rp 2,2 triliun untuk 1,7 juta kasus.

5. Thalasemia

Thalasemia merupakan kelainan darah yang bersifat genetik atau turun-menurun karena tubuh tidak memiliki kadar hemoglobin yang cukup. Berdasarkan data, penyakit ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 581,8 miliar untuk 258.347 kasus.

6. Hemofilia

Selain thalasemia, penyakit genetik lain yang memakan dana yang tidak sedikit adalah hemofilia atau gangguan pembekuan darah. Dengan kasus sebesar 83.026, penyakit ini mengeruk dana hingga Rp 491,1 miliar.

7. Leukimia

Kanker darah menelan Rp 400,8 miliar untuk 140.484 kasus. Tidak seperti jenis kanker lainnya, leukimia bisa disebabkan oleh kelainan sumsum tulang belakang, jumlah darah merah yang tidak stabil, dan gangguan pada sistem limfatik.

Meski ahli medis belum mengetahui secara pasti apa penyebabnya, ada faktor risiko lain pemicu kelainan darah ini, misalnya kelompok etnis tertentu, paparan zat kimia berbahaya, dan penggunaan obat-obatan khusus.

8. Cirrhosis Hepatis

Mungkin kebanyakan orang terdengar asing dengan penyakit ini. Cirrhosis hepatis adalah pembentukan jaringan parut ketika hati (liver) terluka karena pengonsumsian alkohol berlebih atau infeksi virus hepatitis. Penyakit dengan jumlah kasus 178.400 ini menghabiskan anggaran sekitar Rp 291,7 miliar.

Daftar 8 penyakit yang kuras isi dompet BPJS Kesehatan di atas diharapkan bisa menjadi perhatian masyarakat untuk lebih peduli pada kesehatan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat dan hindari penggunaan bahan adiktif berbahaya, seperti rokok dan alkohol. Selain itu, pemerintah juga sekiranya bertanggung jawab dalam promosi pencegahan kepada masyarakat guna mengedukasi bahayanya penyakit katastropik.



Simak Video "Rumah Sakit di Indonesia yang Terapkan KRIS BPJS Kesehatan"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT