Curhat Warga China usai Lockdown Dicabut, Malah Susah Dapat Obat

ADVERTISEMENT

Curhat Warga China usai Lockdown Dicabut, Malah Susah Dapat Obat

Vidya Pinandhita - detikHealth
Senin, 12 Des 2022 14:46 WIB
ZHENGZHOU, CHINA - DECEMBER 05: Citizens wearing masks take a subway train on December 5, 2022 in Zhengzhou, Henan Province of China. Negative nucleic acid testing results are not required for taking public transportation in Zhengzhou as the city optimized COVID-19 control measures. (Photo by VCG/VCG via Getty Images)
Aturan lockdown terkait penanganan COVID-19 di China dilonggarkan. Foto: VCG/Getty Images
Jakarta -

Pakar kesehatan terkemuka di China menyoroti potensi lonjakan kasus COVID-19. Hal itu menyusul keputusan pemerintah China baru-baru ini untuk melonggarkan strategi penanganan COVID-19 di negara tersebut.

Ahli epidemiologi Zhong Nanshan mengatakan bahwa jenis virus Omicron yang kini mendominasi di China sangat mudah menular dan berisiko memicu lonjakan kasus. Ia menegaskan, satu orang yang terpapar Omicron bisa menularkan virus ke puluhan orang sekaligus.

"Mutasi Omicron (saat ini) sangat menular. Satu orang dapat menularkan ke 22 orang," kata Zhong yang juga merupakan penasihat utama pemerintah selama pandemi, dikutip dari Channel News Asia, Senin (12/12).

"Saat ini, epidemi di China menyebar dengan cepat. Dalam keadaan seperti itu, sekuat apa pun pencegahan dan pengendaliannya, akan sulit untuk sepenuhnya memutus rantai penularan," pungkasnya.

Curhat Warga China yang Positif COVID: Malah Susah Dapat Obat

Seiring itu, warga di China bernama Li (30) menyampaikan keluhannya terkait penanganan COVIS-19. Selasa lalu, ia dinyatakan positif COVID-19. Ia langsung bersiap untuk menjalani karantina selama lima hari di rumah sakit darurat. Mengingat, fasilitas rumah sakit tersebut merupakan bagian dari pengendalian pandemi yang ketat di China.

Namun keesokan harinya, China tiba-tiba melonggarkan kebijakan terkait penanganan COVID-19. Li menjelaskan, dirinya tiba-tiba diizinkan untuk melakukan pemulihan diri di rumahnya, yang berlokasi di dekat Beijing.

Alih-alih lega, Li justru merasa kesulitan lantaran dibiarkan mengatasi penyakitnya seorang diri. Pasalnya, ia juga tidak memiliki stok obat di rumah untuk menangani demamnya.

"Saya tidak bisa membeli obat apa pun saat itu, dengan antrean panjang di mana-mana di luar apotek," kata Li dikutip dari Reuters.



Simak Video "Bantahan China soal Tudingan Tidak Transparan Terkait Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT