Arti Skor Lie Detector Sambo, Eliezer, hingga Putri, Minus Tandanya Bohong?

ADVERTISEMENT

Arti Skor Lie Detector Sambo, Eliezer, hingga Putri, Minus Tandanya Bohong?

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Rabu, 14 Des 2022 15:31 WIB
Ferdy Sambo.
Ferdy Sambo saat sidang kasus pembunuhan Brigadir J (Foto: Wilda/detikcom)
Jakarta -

Sidang kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau disebut Brigadir J sampai saat ini masih berlanjut. Kini ahli poligraf, Aji Febrianto Ar-Rosyid, dihadirkan sebagai salah satu saksi di sidang pembunuhan tersebut.

Aji merupakan pemeriksa tes poligraf hasil uji kebohongan atau lie detector terhadap terdakwa, baik itu Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf dalam kasus tersebut. Menurut Aji, tes poligraf yang dilakukan terhadap lima orang itu memiliki akurasi sebesar 93 persen.

"Terhadap kelima terdakwa menentukan skor berapa?" tanya jaksa ke Aji yang dihadirkan menjadi saksi di sidang pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat dengan terdakwa Ferdy Sambo, Putri, Eliezer, Ricky, dan Kuat di PN Jaksel, Rabu (14/12/2022).

Adapun hasil tes poligraf di masing-masing terdakwa berbeda-beda. Jaksa kemudian bertanya kepada Aji berapa skor yang diraih masing-masing terdakwa.

"Untuk Bapak FS nilai totalnya minus 8," kata Aji.

"Kalau terdakwa Putri?" tanya jaksa.

"Minus 25," ucap Aji.

"Kalau terdakwa Kuat?" tanya jaksa lagi.

"Untuk Kuat dilakukan dua kali pemeriksaan, yang pertama plus 9, yang kedua adalah minus 13," ucap Aji.

Adi menyebut Bripka Ricky juga dites dua kali dengan hasil yang berbeda, yakni pertama plus 11 dan kedua plus 19. Sedangkan skor Bharada Eliezer menurut Adi adalah plus 13.

"Untuk terdakwa Richard?" tanya jaksa.

"Untuk terdakwa Richard plus 13," jawab Aji.

Jaksa kemudian bertanya apa maksud skor tersebut. Adi mengatakan skor plus berarti terindikasi jujur, sementara skor minus terindikasi bohong.

Sebagaimana diketahui, penyidik kerap kali menggunakan tes poligraf atau lie detector untuk mengungkapkan kebenaran dalam suatu kasus. Alat ini menggunakan mesin poligraf yang mengukur dan mencatat beberapa indikator fisiologis, seperti tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan konduktivitas kulit pada saat tanya jawab berlangsung.

Dikutip dari American Psychological Association, alat ini kerap dipakai oleh banyak negara untuk menginterogasi tersangka kriminal atau kandidat pekerja di sektor publik maupun swasta yang dinilai sensitif.

Alat pendeteksi kebohongan ini umumnya memiliki 3 sensor utama dengan cara kerja sebagai berikut.

  • Sensor pneumograf: mendeteksi detak napas di dada dan perut yang sensornya dililitkan di dada.
  • Sensor blood pressure: mendeteksi adanya perubahan tekanan darah dan detak jantung. Sensor kabel ini ditempelkan pada bagian lengan.
  • Sensor skin resistance: melihat dan mendeteksi keringat yang ada di tangan. Kabel sensor ini umumnya juga ditempelkan pada jari-jari tangan.

Baik selama dan setelah tes, pemeriksa poligraf dapat melihat grafik dan melihat apakah tanda-tanda vital berubah secara signifikan pada salah satu pertanyaan. Secara umum, perubahan yang signifikan menunjukkan orang tersebut berbohong.

Simak video 'Skor Hasil Uji Kebohongan: Eliezer Plus 13, Sambo Minus 8, Putri Minus 25':

[Gambas:Video 20detik]



(suc/naf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT