Viral Rachel Vennya Pakai Metode Co-Parenting untuk Anaknya, Metode Apa Itu?

Viral Rachel Vennya Pakai Metode Co-Parenting untuk Anaknya, Metode Apa Itu?

Hana Nushratu - detikHealth
Kamis, 15 Des 2022 15:00 WIB
Viral Rachel Vennya Pakai Metode Co-Parenting untuk Anaknya, Metode Apa Itu?
Niko Al-Hakim dan Rachel Vennya kompak mengasuh anak. (Foto: Instagram)
Jakarta -

Anak Rachel Vennya Xabiru Oshe Al-Hakim baru-baru ini menarik perhatian netizen. Pasalnya, video 'deep talking' bersama sang ibu viral di media sosial.

Dalam video tersebut, bocah yang biasa disapa Biru meminta agar sang ayah Niko Al-Hakim kembali tinggal bersama. Namun, keinginan Biru tidak dapat dipenuhi lantaran keduanya sudah bercerai pada 2020.

"Ayah tinggal disini dong," pinta Biru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biru yang baru berusia 5 tahun tidak bisa membendung air matanya karena ia merindukan sang ayah. Selain menangis karena rindu, Biru juga meminta Niko agar berhenti bekerja.

"Abang (Biru) nggak suka kalau ayah (Niko) kerja," ujar Biru.

ADVERTISEMENT

"Buna (panggilan untuk Rachel) Abang kangen (ayah)" lanjutnya.

Mengenal Co-Parenting

Setiap orang menginginkan keluarga yang utuh hingga seumur hidupnya. Namun, bagi beberapa orang keluarga hal tersebut tidak bisa dicapai dan berujung perceraian.

Perceraian tentu merupakan hal yang berat bagi semua orang yang merasakannya. Terlebih, jika pasangan yang bercerai sudah memiliki anak.

Rachel Vennya dan Niko Al-Hakim merupakan pasangan yang rukun demi anak-anak mereka pasca bercerai. Mereka kompak dalam momen-momen tertentu seperti ulang tahun atau hari raya.

Rachel menyebut, mereka berdua sepakat untuk melakukan co-parenting. Dikutip dari Medical News Today, co-parenting mengacu pada kedua orang tua yang berbagi tanggung jawab pasca bercerai.

Co-parenting bisa menjadi tantangan sekaligus manfaat. Dengan bekerjasama, orang tua dapat memberikan anak rasa aman meskipun sudah tidak bersama.

NEXT: Co-Parenting Bagi Anak

Manfaat Co-Parenting Bagi Anak

Co-parenting yang efektif dapat membantu menurunkan tingkat stres dan kecemasan bagi anak-anak. Co-parenting juga dapat membantu mengurangi konflik antara orang tua yang berdampak negatif pada anak-anak mereka dan memberikan stabilitas pada anak.

Dalam studi yang berjudul 'Child Affected by Parental Relationship Distress', anak-anak dapat mengembangkan berbagai gejala psikologis, fisik, dan perilaku saat terkena konflik orang tua. Contohnya, anak cenderung menyalahkan dirinya sendiri saat terjadi perselisihan dengan kedua orang tuanya.

Orang tua yang berselisih tidak hanya mempengaruhi kondisi psikologis anak, namun juga hubungan antara orang tua dan anak. Maka dari itu, co-parenting yang kooperatif membantu mengatasi masalah ini.

Anak-anak dapat memperoleh manfaat dengan mengetahui bahwa kedua orang tua mengutamakan mereka dan ingin menghabiskan waktu bersama mereka. Selain itu, anak-anak mendapatkan rasa aman dan keselamatan yang kritis ketika mereka memiliki rutinitas yang konsisten atau seperangkat aturan yang harus dipatuhi.

Bagaimana Cara Co-Parenting yang Efektif?

Faktor penting untuk melakukan co-parenting yakni memprioritaskan kebutuhan fisik dan emosional anak-anak. Orang tua harus mengesampingkan ego mereka, demi anak.

Perlu diketahui, bahwa co-parenting merupakan sesuatu yang menantang. Terlebih, pasca bercerai orang tua tinggal di rumah yang berbeda.

Dalam co-parenting, komunikasi adalah kunci. Sekalipun situasinya menegangkan, orang tua dilarang keras untuk saling menyalahkan, mengeluh, dan menyindir.

Co-parenting mungkin terdengar sulit. Namun, dengan co-parenting yang efektif dapat memberikan manfaat dan membantu menciptakan lingkungan yang stabil bagi anak-anak mereka untuk berkembang.

NEXT: Tips Co-Parenting

Tips Co-Parenting

Mengasuh bersama mungkin merupakan kerja keras pada awalnya, tetapi hadiah untuk anak-anak sangat berharga. Kiat-kiat berikut dapat membantu orang tua bersama secara efektif:

  1. Komunikasi. Orang tua harus dapat mendiskusikan hal-hal terkait anak mereka secara terbuka, tanpa khawatir salah satunya mengangkat masalah pribadi atau masa lalu.
  2. Kompromi. Orang tua harus terbuka mengenai gagasan yang bisa dilakukan bersama untuk anak-anak mereka dan bersikap akomodatif satu sama lain.
  3. Setuju dengan Strategi. Hal-hal penting seperti pendidikan, kesehatan, jam malam, waktu bertemu harus disepakati kedua belah pihak.

Kesalahan Umum Co-Parenting

Dalam co-parenting, terlebih ketika kedua orang tua berpisah dalam kedaan tidak baik-baik saja, seringkali terdapat kesalahan umum. Berikut adalah tips untuk menghindari kesalahan umum co-parenting

  • Jangan pernah membicarakan aib satu sama lain, meskipun ada yang merasa sakit hati.
  • Jangan menggunakan anak sebagai senjata ketika berkelahi, misalnya membatasi waktu berkunjung.
  • Jangan gunakan anak sebagai 'perantara' ketika berselisih, konflik harus diselesaikan kedua belah pihak.
  • Hindari membeli hadiah berlebihan atau menawarkan kebebasan yang tidak biasa kepada anak dalam upaya memenangkan hati.

Ingatlah bahwa anak-anak dapat merasa bertanggung jawab atas emosi negatif orang tua mereka kepada orang lain. Co-parenting bukanlah masalah perasaan, tetapi untuk memastikan anak bahagia dan aman meskipun sudah berpisah.

Halaman 2 dari 3
(hnu/kna)

Berita Terkait