Belakangan, heboh laporan yang menyebut air minum di Indonesia tercemar tinja atau bakteri E. coli. Pencemaran ini disebut dapat meningkatkan penyakit diare yang merupakan penyebab utama kematian balita.
Suatu penelitian dalam studi baru di laman UNICEF menyebut hampir 70 persen dari 20 ribu sumber air minum yang diuji di Indonesia tercemar limbah tinja. Padahal, Kemenkes telah memberi syarat air yang dikonsumsi masyarakat Indonesia harus terbebas dari bakteri E. Coli.
Penyebab Tercemarnya Air di Indonesia
Water Specialist dari Fakultas Teknik Lingkungan & Sipil (FTSL) ITB Ir Rofiq Iqbal, ST, MEng menyebut tingginya cemaran tinja di air Indonesia ini salah satunya dipicu lokasi septic tank yang terlalu dekat dengan tempat tinggal warga.
"Sumber septic tanknya sangat dekat dengan pemukiman. jadi yang namanya bakteri ecoli itu sumbernya sudah pasti dari tinja masyarakat," katanya dalam Media Gathering bersama Coway, Rabu (21/12/2022).
Kota Besar dengan Kualitas Air Buruk
Lebih lanjut, Iqbal menyebut cemaran air khususnya air tanah sering terjadi pada pemukiman padat. Ia juga menjelaskan sejumlah daerah di Indonesia mempunyai kualitas air yang buruk.
"Jakarta, Bandung, Surabaya betul [kualitas airnya buruk]," ungkapnya.
Ini terjadi karena ketiga daerah tersebut mempunyai jarak rumah yang berdekatan sehingga risiko air tercemar bakteri seperti E. coli sangat tinggi. Jarak ideal septic tank dari rumah warga minimal 10 meter dari sumber air. Namun pada pemukiman padat, septic tank memiliki jarak hanya 2-3 meter dari rumah warga.
NEXT: Bisa seberbahaya apa efeknya?