Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) mengonfirmasi jumlah anak-anak yang keracunan jajanan yang mengandung nitrogen cair atau populer disebut chiki ngebul. Selain di Kabupaten Tasikmalaya, kasus keracunan juga dikonfirmasi di Bekasi dengan total 28 anak.
"Ternyata baru dua kabupaten/kota yang melaporkan. Yang pertama Kabupaten Tasik dengan jumlah tujuh anak yang gejala dari 24 anak yang mengonsumsi pada periode itu," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar dr Ryan Bayusantika Ristandi, SpPK,MMRS dihubungi detikcom, Jumat (6/1/2023).
"Lalu yang kedua dari kota Bekasi. Ini dari 4 anak yang mengonsumsi, 1 yang berat dan sampai dilakukan operasi di lambungnya," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari kejadian Tasikmalaya pada November 2022, tujuh anak mengalami gejala seperti pusing, sakit perut, mual, dan muntah darah. Ketujuh anak tersebut diobservasi di Puskesmas, enam diantaranya diperbolehkan pulang.
Sementara itu, satu orang anak yang di Tasikmalaya mengalami gejala berat. Sehingga, ia dirujuk dan dirawat inap di Rumah Sakit SNC Tasikmalaya.
Kejadian Dari 24 anak di Tasikmalaya yang mengonsumsi chiki ngebul, beberapa di antaranya dilaporkan meminum cairan sisa nitrogen yang tidak menguap.
Sementara itu, kasus di Bekasi terjadi pada Desember 2022 lalu. Dari 4 anak yang mengonsumsi chiki ngebul di Bekasi, satu di antaranya mengalami gejala keracunan.
Gejala yang dialami korban tersebut yaitu nyeri perut yang parah dan lemas. Anak tersebut akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Haji Jakarta Timur dan dilakukan operasi lambung.
Sama seperti yang di Tasikmalaya, satu korban yang berasal dari Bekasi juga dilaporkan meminum sisa nitrogen.
"(Korban) yang berusia 4 tahun ini meminum sisa nitrogen cairnya," kata Bayu.
(hnu/kna)











































