China tengah bersiap untuk 'fase baru' dalam pertempurannya melawan COVID-19. Sejak Minggu (8/1/2023), China telah mencabut aturan karantina bagi pendatang luar negeri dan pembatasan lainnya.
Dengan dimulainya 'fase baru' ini menandakan berakhirnya zero COVID yang ketat di sana. Kali ini, pemerintah China telah beralih dari 'mencegah infeksi' dan berfokus pada 'mencegah penyakit parah'.
"Kehidupan bergerak maju lagi!," demikian yang tertulis dalam surat kabar Partai Komunis China, People's Daily, dikutip dari Channel News Asia, Senin (9/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini, virus melemah, kita lebih kuat," sambungnya.
Di fase baru ini, para pejabat kesehatan mengecilkan dampak dan keparahan penyakit yang ditimbulkan oleh COVID-19. Ini tetap dilakukan meski kondisi kasus COVID-19 di China tengah melonjak.
Sebelumnya, China menjadi salah satu yang memiliki peraturan COVID-19 yang sangat ketat, termasuk karantina dan tes massal. Saat itu, China masuk dalam 'Kategori A' dalam merespons penyakit, seperti yang diberlakukan terhadap penyakit pes dan kolera.
Namun, status itu diturunkan menjadi 'Kategori B' sejak hari Minggu kemarin.
Apa Kata WHO?
Namun masih ada kekhawatiran, migrasi besar-besaran pekerja kota ke kampung halaman seiring dibukanya perbatasan bakal memicu lonjakan kasus COVID di kota-kota kecil dan pedesaan yang tidak memiliki fasilitas perawatan intensif dan ventilator yang memadai.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pada Rabu (4/1) bahwa data COVID-19 di China kurang mewakili jumlah rawat inap dan kematian sebenarnya akibat infeksi virus Corona.
(sao/naf)











































