Presenter sekaligus wartawan senior Najwa Shihab menceritakan pengalamannya hidup berdampingan dengan Tuberkulosis (TBC). Menurutnya, TBC bisa menyerang siapa saja tanpa peduli status sosialnya.
"Isu TBC ada kedekatan emosional dengan saya. Dua lingkungan terdekat saya penderita TBC. Yang satu adalah kerabat dekat sepupu. Usia produktif 35 tahun, perempuan aktif, ke kantor, mbak-mbak SCBD, hobi pilates," ujarnya dalam acara Free TBC at Workspaces di Sukabumi, Jawa Barat (12/1/23).
Istilah mbak-mbak SCBD merujuk pada para karyawan yang bekerja di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan. Kawasan ini ini identik dengan gaya hidup menengah ke atas, kerap tampil dengan outfit bermerek dan harganya mahal.
Najwa mematahkan anggapan miring bahwa TBC hanya menyerang kalangan tertentu, yakni orang-orang yang hidup di lingkungan kumuh. Sebab, ia mengenal persis kerabatnya yang pernah mengidap TBC ini berbeda dengan apa yang dipersepsikan.
"Jadi kan ada stigma nih, seolah-olah penderita TBC adalah kalangan tertentu di pemukiman kumuh yang hidupnya susah dan sebagainya," lanjutnya.
Stigma negatif yang berkembang menggambarkan TBC sebagai penyakitnya orang susah. Padahal, stigma negatif yang membayangi pengidap TBC juga berdampak pada pengobatan. Karena merasa malu seolah-olah punya 'aib', pasien kerap menunda periksa dan tidak segera berobat. Akibatnya, penularan makin meluas.
"Jadi segala hal yang buruk nih dikaitkan dengan TBC. Padahal sekali lagi faktanya, semua orang bisa kena," tutur founder Narasi tersebut.
Kementerian Kesehatan melaporkan Indonesia berada di peringkat kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak setelah India. Sementara menurut data WHO, TBC sebagian besar menyerang orang dewasa di tahun-tahun usia produktif 24-54 tahun.
Terkait risiko penularan di antara para karyawan seperti dihadapi 'mbak-mbak SCBD', Kementerian Tenaga Kerja mengeluarkan Permenaker nomor 13 tahun 2022 tentang penanggulangan TBC di tempat kerja.
Dalam aturan tersebut, salah satunya berisi mengenai perusahaan wajib berkomitmen dalam melakukan penanggulangan TBC di tempat kerja, menghapuskan stigma dan diskriminasi pada pekerja yang mengidap TBC, serta memberikan edukasi terhadap perburukan tuberkulosis.
"Kami akan teruskan sosialisasi dan tahun 2023 ini kami udah siap, jika diperlukan kami akan memberikan penghargaan atau reward kepada perusahaan-perusahaan dengan konsisten melakukan gerakan Free TBC at Workplaces," tutur Ida Fauziyah, Menteri Ketenagakerjaan.
Simak Video "Jokowi: Kesuksesan RI Tangani Covid Bisa Diaplikasikan ke Kasus Lain"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)