Istilah 'body count' seringkali berseliweran di linimasa media sosial, diartikan sebagai jumlah orang yang pernah menjadi pasangan aktivitas seks seseorang. Di samping tepat atau tidaknya hal ini menjadi obrolan, pakar seks dr Boyke Dian Nugraha, SpOG, menyoroti risiko penyakit dari kebiasaan bergonta-ganti pasangan seks.
dr Boyke menjelaskan, wanita yang bergonta-ganti pasangan seks memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker mulut rahim. Kemudian juga terdapat potensi penularan HIV yang tidak bisa 100 persen dicegah meski hubungan seks dilakukan dengan menggunakan kondom.
"Risiko bahaya kanker mulut rahim terjadi di 2 dari 3 wanita yang bergonta ganti pasangan, sampai risiko terkena penyakit kelamin, lagi banyak sekarang penyakit kelamin," terangnya pada detikcom, Selasa (31/1/2023).
"Terutama HIV-AIDS, meskipun menggunakan kondom pun karena kondom berpori-pori, kondom hanya bisa melindungi 44 sampai 76 persen," jelas dr Boyke lebih lanjut.
Risiko Kehamilan
Lebih lanjut, dr Boyke menyoroti kemungkinan kehamilan dari aktivitas seks, yang dalam hal ini dilakukan dengan bergonta-ganti pasangan.
"Kalau sampai kelupaan menggunakan kondom, kondom bocor, terjadi kehamilan yg tidak diinginkan. Lalu dia aborsi, aborsinya kan tidak bisa dilakukan di tempat-tempat medis, sehingga kemudian dia menggunakan obat-obatan dan sebagainya, hingga terjadilah infeksi, otomatis ada risiko tinggi kematian si ibunya, karena tidak ditangani di fasilitas medis," pungkasnya.
Simak Video "Pamer Body Count di Medsos, Kok Bangga?"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)