COVID-19 varian Kraken sudah masuk Indonesia, pasien pertama teridentifikasi pada warga negara Polandia yang melakukan perjalanan ke Balikpapan, Kalimantan Timur, 7 Januari 2023. Dari penelusuran tim epidemiologi Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan, ada tiga kontak erat terkait pasien pertama varian Kraken, ketiganya negatif COVID-19.
Berlanjut pada 31 Januari, Kemenkes RI kembali mengonfirmasi satu kasus varian Kraken di pasien berdomisili Pamulang, Tangerang Selatan. Dari kasus tersebut, teridentifikasi 10 kontak erat. Salah satu di antaranya dinyatakan positif COVID-19.
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu, hasil whole genome sequencing belum diketahui.
"Belum tahu varian Kraken atau Omicron XBB.1.5. Masih dilakukan genome sequencing," tuturnya saat dihubungi Rabu (1/2/2023).
Bagaimana Gejalanya?
Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut gejala kedua pasien COVID-19 varian Kraken tersebut relatif ringan. Pasien pertama hanya mengeluhkan batuk, sementara pasien kedua bergejala batuk dan demam.
"Nggak ada gejala berat. Hanya batuk dan demam ringan," kata dr Nadia saat dihubungi detikcom Rabu (1/2/2023).
Secara umum, COVID-19 varian Kraken 'super menular' memang tidak memicu gejala khas atau berbeda dengan COVID-19 lainnya, yakni:
- Suara serak dan sakit tenggorokan
- Batuk
- Kelelahan
- Diare
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Demam hingga 39 derajat Celcius
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyarankan masyarakat untuk segera divaksinasi COVID-19 booster kedua, meningkatkan antibodi pasca vaksinasi yang menurun lantaran sudah lewat dari enam bulan pasca disuntik. Meski Indonesia kemasukan varian Kraken, Menkes memastikan tak ada pengetatan terkait penaganan virus Corona.
Simak Video "Warga Tangsel Dilaporkan Kena Covid-19 Varian Kraken"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)