Pria asal Medan, Sumatera Utara, Tony Samosir (39) hidup sebagai penyintas gagal ginjal sejak 2009. Selama 7 tahun mengalami gagal ginjal, Tony harus melakukan hemodialisis atau cuci darah sebanyak 2-3 kali dalam seminggu.
"Minimal tuh dua kali seminggu," kata Tony ditemui detikcom di Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2023).
Kini, pria yang bekerja sebagai karyawan swasta tersebut sudah tidak perlu untuk cuci darah lagi. Hal ini dikarenakan Tony sudah menjalani transplantasi ginjal yang didonorkan sang istri sejak 2016.
"Normal dan merasa 'super', karena punya tiga ginjal," kata Tony.
Meski dirinya sudah dinyatakan sembuh, Tony tetap aktif dalam Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) sebagai ketua umum. Komunitas ini berdiri sejak 2015 untuk mewadahi pasien-pasien dengan gagal ginjal.
Donor Tetap Hidup Sehat
Sementara itu, sang istri disebutnya tidak mengalami masalah yang serius seusai ginjalnya didonorkan. Istri Tony hanya mengalami nyeri di area yang dioperasi.
"Pengalaman dari istri saya nggak ada masalah," kata Tony.
Kreatinin merupakan zat limbah dalam yang diproduksi oleh jaringan otot, yang diolah oleh ginjal dan dibuang melalui urine. Kadar kreatinin yang tinggi mengindikasikan masalah pada ginjal.
Kadar kreatinin pada istri Tony seusai operasi juga disebut tinggi. Akan tetapi, ini merupakan hal yang wajar karena tubuh perlu beradaptasi.
"Kreatininnya agak sedikit tinggi. Nanti lama-lama tubuh akan menyesuaikan, jadi kreatininnya akan normal kembali," tutur Tony.
Simak Video "Cuci Darah Bukan Terapi yang Tepat untuk Gagal Ginjal Akut"
[Gambas:Video 20detik]