Viral unggahan foto kemasan mi goreng I*****e lengkap dengan nasi di media sosial. Foto tersebut diunggah Adrianka Anka melalui akun Instagram pribadinya.
"Karbo lebih banyak, kenyang sampe gajian bulan depan," tulis Adrianka dalam akun Instagramnya @tigabelas.
"I*****e memang seleraku," lanjut keterangan tersebut.
Makan mi instan dicampur nasi memang lebih 'mengenyangkan'. Namun, terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat memicu faktor risiko yang berakibat pada jantung dan diabetes.
Risiko Penyakit Jantung
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Siloam dr Vito Damay, SpJP(K), MKes, AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC menyebut mi instan yang dicampur nasi bisa memicu penyakit jantung. Risikonya tergantung pada seberapa sering konsumsi mi instan dan nasi, juga pengaruh aktivitas fisik sehari-hari.
"Kalau kita bilang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, dalam jangka waktu dekat, sekali dua kali makan itu sebenernya nggak, tapi kalau itu menjadi kebiasaan tentu iya," terang dr Vito beberapa waktu lalu.
"Karena nasi saja dengan campur mi instan berarti kan memang karbohidrat berlebihan, gizi lain yang kurangnya misal seratnya nggak ada, proteinnya nggak ada, namun malah tinggi garam kalau dicampur semua bumbu-bumbunya juga menyebabkan risiko hipertensi," sebutnya.
dr Vito menjelaskan, jika dalam keadaan darurat boleh-boleh saja mengonsumsi mi instan dengan nasi. Namun, harus diiringi dengan olahraga untuk membakar kalori yang masuk ke dalam tubuh.
"Karena kita tahu banyak juga orang di daerah-daerah tertentu mungkin bukan karena hobi, tapi ya karena kebutuhan, makanan inilah yang ada buat mereka atau ketika ada bencana ketika ada musibah maka makanan ini adalah makanan yang paling mudah dimasak dan dikirim," terang dr Vito.
Risiko penyakit jantung akan menyerang orang-orang yang menjadikan kebiasaan ini sebuah hobi. Sebab, kelompok ini akan mengalami kelebihan energi dan lemak.
"Akibatnya menyebabkan kolesterol semakin tinggi, risiko penyakit jantung uga makin tinggi, dan orang kegemukan juga memang berisiko menyebabkan jantung lebih tinggi," ujar dr Vito.
NEXT: Risiko Penyakit Diabetes