Lutut Anak Mendadak Nyeri? Jangan Diurut, Bisa Jadi Tanda Kanker Osteosarkoma

Hari Kanker Anak

Lutut Anak Mendadak Nyeri? Jangan Diurut, Bisa Jadi Tanda Kanker Osteosarkoma

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Kamis, 16 Feb 2023 14:23 WIB
Lutut Anak Mendadak Nyeri? Jangan Diurut, Bisa Jadi Tanda Kanker Osteosarkoma
Lutut anak nyeri tak sembuh bisa jadi gejala kanker tulang. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Sewcream)
Jakarta -

Usia anak adalah momen mereka bermain dan beraktivitas bersama teman-teman sebaya. Selepas bermain, tidak jarang anak mengalami cedera dan terasa nyeri di area tertentu.

Biasanya kondisi ini akan membaik dan sembuh selama beberapa hari. Tapi jika timbul nyeri di lutut anak dan tidak kunjung membaik selama lebih dari dua minggu, waspadai kanker tulang osteosarkoma.

"Apabila ada orang tua yang memiliki anak dengan nyeri pada lutut, misal sudah jatuh dari sepeda tapi bengkak dan nyerinya tidak sembuh selama 3 minggu, datang ke dokter," kata spesialis ortopedi dr Muhammad Phetrus Johan, MKes, PhD, SpOT(K) dari RSUP dr Wahidin Sudirohusodo dalam webinar International Childhood Cancer Day 2023 di detikcom, Kamis (15/1/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan oleh dr Phetrus, osteosarkoma adalah jenis kanker tulang yang banyak dialami oleh anak dan remaja berusia 10-20 tahun. Salah satu gejala yang paling sering dialami yakni muncul bengkak dan nyeri pada lutut.

Kejadian kanker tulang pada anak frekuensinya kecil, hanya sekitar 1 persen dari seluruh kanker yang ada. Namun kanker tulang bersifat sangat ganas dan menimbulkan banyak masalah pada anak. Pertumbuhan sel kanker ini cepat sehingga pengobatan sering terlambat.

ADVERTISEMENT

Saat mengalami kanker tulang, anak akan mengalami nyeri hebat di area lutut dan membuatnya tidak bisa beraktivitas dengan baik. Benjolan yang terjadi akibat osteosarkoma bisa membesar jika tidak ditangani dengan segera.

"Jika muncul benjolan pada tulang, jangan dipijat atau diurut. Kalau diurut, dikhawatirkan sel-sel di sekitarnya pecah dan menyebar ke organ lain," pungkas dr Phetrus.




(kna/up)

Berita Terkait