Disoroti BKKBN, Bisa Begini Dampaknya kalau Banyak Orang RI Pilih Childfree

Disoroti BKKBN, Bisa Begini Dampaknya kalau Banyak Orang RI Pilih Childfree

Vidya Pinandhita - detikHealth
Jumat, 17 Feb 2023 10:00 WIB
Disoroti BKKBN, Bisa Begini Dampaknya kalau Banyak Orang RI Pilih Childfree
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo, SpOG. Foto: Vidya Pinandhita/detikHealth
Jakarta -

Belakangan, konsep childfree atau hidup tanpa memiliki anak ramai menjadi omongan di media sosial. Gegaranya selebgram Gitasav menyebut, keputusannya untuk childfree adalah cara alami untuknya awet muda secara alami. Menurutnya karena tidak punya anak, dirinya bisa memiliki waktu untuk tidur cukup delapan jam sehari dan biaya untuk botox.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ikut menyoroti fenomena childfree. Ditegaskan, Indonesia sebenarnya masih jauh dari imbas penurunan populasi karena warganya ogah memiliki anak, atau yang kini marak disebut sebagai resesi seks. Namun jika suatu hari childfree benar-benar sampai berimbas, dampaknya akan merembet pada ancaman demografi dan pertumbuhan ekonomi negara.

"Kalau orang tua jumlahnya banyak, kalau yang muda tidak banyak, ini terjadi krisis. Apalagi yang muda tidak produktif, yang tua banyak, sementara yang tua rata-rata pendidikannya 8,3 tahun," ungkap Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo, SpOG saat ditemui detikcom di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian yang bawah ini kalau stunting, nggak punya anak, atau pada nggak menikah, itu jumlahnya sedikit, ekonomi terancam. Pertumbuhan ekonomi juga terancam, pengangguran akan terancam. Ini semua mengancam pertumbuhan ekonomi negara, kalau terjadi seperti itu. Tapi di Indonesia saya yakin tidak akan terjadi. Mungkin masih butuh waktu 50 tahunlah kalau itu terjadi," sambungnya.

RI Jauh dari Resesi Seks

Dalam kesempatan tersebut juga, dr Hasto menegaskan Indonesia masih amat jauh dari kondisi resesi seks. Berbeda dari sejumlah negara seperti China dan Jepang yang kini mengalami penurunan populasi karena warganya tidak mau memiliki anak. Menurutnya, dari sekitar 2 juta orang yang menikah dalam setahun di Indonesia, mayoritas di antaranya hamil di tahun pertama.

ADVERTISEMENT

"Di Indonesia yang menikah 1,9 sampai 2 juta dalam setahun. Jadi dikatakan resesi seks itu tidak ada karena orang Indonesia masih semangat untuk hamil. Semangat sekali. Saya yang paling membantah tidak ada resesi seks," beber dr Hasto dalam acara Kick Off Pancasila Dalam Tindakan 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting'.




(vyp/up)

Berita Terkait