Ketua IDAI Dorong Penuh Kebijakan Cukai untuk Makanan dan Minuman Manis

Ketua IDAI Dorong Penuh Kebijakan Cukai untuk Makanan dan Minuman Manis

Averus Kautsar - detikHealth
Sabtu, 18 Feb 2023 05:30 WIB
Ketua IDAI Dorong Penuh Kebijakan Cukai untuk Makanan dan Minuman Manis
Kata Ketua IDAI terkait kebijkan cukai untuk makanan dan minuman manis. (Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/SB Arts Media)
Jakarta -

Wacana soal cukai makanan dan minuman manis memang sedang santer terdengar. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun sebelumnya sudah bersurat pada Kementerian Keuangan soal dorongan penetapan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).

Dorongan penetapan cukai makanan manis salah satunya dipicu oleh angka diabetes pada anak yang sangat meningkat di Indonesia. Menurut catatan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tren diabetes pada anak di tahun 2023 meningkat 70 kali lipat bila dibandingkan dengan tahun 2010.

Disinggung soal cukai pada makanan dan minuman manis, Ketua Umum IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengatakan jika permasalahan diabetes juga perlu diatasi dari hulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya saya kira kalau sesuai dengan anjuran pemerintah ya untuk kita transformasi kesehatan dari hulu kalau mau kita mengendalikan penyakit-penyakit seperti diabetes itu memang di hulunya memang mesti mengatur ya," ucap dr Piprim di kantor detikcom, Jumat (17/2/2023).

"Jangan sampai anak-anak khususnya itu mudah mendapatkan akses makanan-makanan atau minuman-minuman dengan gula yang sangat tinggi atau pemanis yang sangat tinggi ya," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, dr Piprim mengatakan jika dirinya sangat setuju dengan penetapan cukai pada makanan dan minuman manis. Hal ini bertujuan untuk menghindari masalah-masalah kesehatan seperti diabetes, khususnya pada anak. Terlebih biaya pengobatan diabetes bisa sangat besar.

"Jadi sih saya secara pribadi setuju bahwa akses ke minuman atau makanan yang bergula tinggi ini memang mesti ada pembatasan atau ada regulasi. Jangan sampai anak-anak itu sangat terlalu mudah gitu lho, minum manis ini minum itu sehingga kesehatannya jadi terganggu dan itu (pengobatan) akan berbiaya sangat mahal ke depannya," sambungnya.

dr Piprim pun juga mengingatkan berbagai risiko komplikasi yang terjadi bila sudah terlanjur terkena diabetes karena terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman berpemanis. Anak yang mengalami diabetes lebih tinggi risikonya mengalami berbagai masalah kesehatan di kemudian hari.

"Ketika dia sudah diabetes kemudian komplikasinya ke ginjal, komplikasinya ke jantung dan seterusnya itu kan jadinya sangat mahal. Padahal bisa dicegah dari hulunya gitu, salah satunya dengan cukai tadi," pungkasnya.




(avk/kna)

Berita Terkait