Ketua Sioux Indonesia Tewas Digigit King Cobra, RI Punya Anti Bisa Ular Apa Saja?

Ketua Sioux Indonesia Tewas Digigit King Cobra, RI Punya Anti Bisa Ular Apa Saja?

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Minggu, 19 Feb 2023 09:00 WIB
Ketua Sioux Indonesia Tewas Digigit King Cobra, RI Punya Anti Bisa Ular Apa Saja?
Ilustrasi King Cobra. (Foto: Getty Images/iStockphoto/DikkyOesin)
Jakarta -

Aji Rachmat Purwanto meninggal dunia setelah digigit King Cobra. Pendiri sekaligus Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia itu tutup usia Selasa dini hari (14/2/2023). Kabar meninggalnya Aji dikonfirmasi langsung Pembina Yayasan Sioux Ular Indonesia, Edwin Firdiansyah.

Aji disebut tergigit ular King Cobra saat tengah mengisi acara Basic Training Muscle. Di luar kejadian tersebut, sebenarnya Indonesia punya serum anti bisa ular apa saja sih?

Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Siti Nadia Tarmizi baru ada tiga jenis antivenom di Indonesia yakni King Cobra antivenom, Neuro polivalent (Thailand) antivenom, dan Daboia Siamensis antivenom. Stoknya masih tersedia di pusat, tahun ini akan segera didistribusikan ke seluruh provinsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini, antivenom yang kita beli baru ada di pusat. Itu pun baru tiga jenis antivenom, Untuk pengadaan yang tahun 2023, antivenomnya akan langsung didistribusikan ke provinsi," kata Nadia dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, ditulis Minggu (19/2/2023).

Pakar toksikologi ular Tri Maharani sebelumnya menyebut, antivenom yang tersedia di Indonesia baru bisa digunakan untuk sedikitnya tiga jenis ular. Sementara di Pulau Jawa dan Sumatera terdapat sekitar 360 jenis ular dengan 77 ular berbisa.

ADVERTISEMENT

"Indonesia sebagai sarang ular hanya memiliki tiga jenis ASV (Anti-Snake Venom) untuk mengobati gigitan ular kobra Jawa (Spitting cobra), ular welang (Banded krait), serta ular tanah (Malayan pit viper)," ujarnya, dikutip dari laman Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur.Belajar dari kasus gigitan ular berujung fatal, pertolongan pertama harus dilakukan dengan tepat.

Menurut dr Maha, imobilisasi adalah pertolongan pertama saat digigit ular berbisa. Hal ini untuk mencegah racun ular mengalir ke tubuh hingga merusak organ vital.

"Semua first aid yang dikasih bawang, dikasih air garam salah semua. Diajarkan komunitas Magelang ditusuk yang bengkak itu juga salah, justru jadi source of bleeding," kata dr Maha kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Berikut tahapan pertolongan pertama yang benar:

  • Kaki atau bagian tubuh lain yang tergigit ular diluruskan, kemudian diapit dengan dua benda keras dan datar.
  • Ikat dengan erat di bagian atas dan bawah agar benda tersebut tersanggah dengan benar.
  • Pada kasus hematotoksik, seperti gigitan ular, progresivitas pembengkakan bisa dilihat dan ditandai menggunakan plester. Bila ada perkembangan pembengkakan setelah dua jam, tambahkan penanda plester.
  • Hitung selisih peningkatan pembengkakan menggunakan penggaris agar lebih akurat.
  • Jika terbukti adanya pertambahan disertai tanda-tanda abnormalitas, orang tersebut sudah masuk fase sistemik sehingga diperlukan pertolongan medis sesegera mungkin.



(naf/naf)

Berita Terkait