Murah Meriah, Ahli Gizi Beberkan Manfaat Ikan Lele untuk Cegah Anak Stunting

Murah Meriah, Ahli Gizi Beberkan Manfaat Ikan Lele untuk Cegah Anak Stunting

Vidya Pinandhita - detikHealth
Selasa, 21 Feb 2023 15:02 WIB
Murah Meriah, Ahli Gizi Beberkan Manfaat Ikan Lele untuk Cegah Anak Stunting
Ilustrasi. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menegaskan pencegahan stunting tak harus dengan asupan makanan mahal seperti daging sapi. Disinggungnya, ikan lele yang harganya jauh lebih murah pun memiliki khasiat yang baik untuk mencegah stunting.

Diketahui, anak yang lahir dengan stunting memiliki tubuh pendek dengan kecerdasan di bawah rata-rata. Ketika sudah berusia dewasa 45 tahun ke atas, orang dengan stunting lebih berisiko mengalami penyakit seperti kardiovaskuler berupa stroke dan jantung. Salah satu faktor pemicunya, yakni masalah pemenuhan gizi anak dan ibu hamil.

Dalam kesempatan terpisah, ahli gizi masyarakat, dr Tan Shot Yen, menjelaskan ikan lele memang merupakan sumber protein hewani yang terjangkau dan mudah dipelihara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Per 100 gram daging sapi mengandung 18,8 gram protein. Dan lele per 100 gram mengandung 16,2 gram protein," ungkapnya pada detikcom, Selasa (21/2/2023).

Di samping kandungannya, dr Tan juga menyinggung ikan lele bukan sumber zat besi yang bisa diandalkan, sehingga dari sisi mikronutrien relatif kurang.

ADVERTISEMENT

Disebutkan oleh dr Tan, pangan dengan sumber protein terbesar di antaranya secara berurutan yakni telur ayam kampung, telur ayam negeri, telur bebek, telur puyuh, ayam, bebek, sapi, hati ayam, hati sapi, dan lain-lain.

Namun ia mengingatkan pencegahan stunting tak hanya dengan mengandalkan asupan protein hewani. Di samping itu, pencegahan stunting harus dilakukan secara komprehensif. Misalnya, dengan memikirkan cara agar anak mau mengkonsumsi makanan yang disediakan.

"Anak diberi makanan sebagus apa pun jika sering sakit atau cara pemberiannya tidak sesuai pola asuh (misalnya) akhirnya dilepeh karena sulit dikunyah, lagi tumbuh gigi, sariawan dan sebagainya, tentu ujung-ujungnya bermasalah juga kan?" ungkap dr Tan.

"Kerap teori dan fakta tidak berjalan bareng. Makanya selain memahami soal apa yang dimakan, orang tua juga perlu belajar cara pemberian makannya," pungkas dr Tan.

dr Tan memaparkan, ada 5 celah yang harus ditutup untuk mencegah stunting. Celah-celah tersebut berupa:

  • Saat ibu hamil anemia, kurang energi kronik, lingkar lengan atas kecil: anak risiko BBLR (berat badan lahir rendah), anemia.
  • Saat kelahiran: Inisiasi Menyusu Dini tidak dijalankan. Ibu tidak paham perlekatan, kegagalan ASI eksklusif selanjutnya tinggi.
  • ASI eksklusif gagal: anak jadi sering sakit, gonta-ganti susu formula, alergi susu formula, intoleransi laktosa.
  • MPASI tidak benar secara kuantitas dan kualitas.
  • Anak sering sakit: sering tertular batuk pilek, diare, TBC, imunisasi amburadul.

"Bisa dicegah? Bisa banget. Semuanya berpulang pada keluarga yang mau didukung dengan 5 pintu keluar dari stunting (yaitu) literasi, edukasi, sanitasi, imunisasi, serta perencanaan ekonomi," ungkap dr Tan dalam unggahannya.

Halaman 3 dari 2
(vyp/kna)

Berita Terkait