Penyakit tropis terabaikan atau neglected tropical disease (NTDs) merupakan salah satu jenis penyakit yang menjadi perhatian pemerintah pada saat ini. Pemerintah berharap jika penyakit-penyakit tropis tersebut bisa dieliminasi pada tahun 2030.
Salah satu penyakit tropis terabaikan yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah demam keong atau schistosomiasis. Dalam acara Peringatan Hari NTDs Sedunia yang diselenggarakan Kemenkes, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan jika penyakit ini baru ditemukan di Sulawesi Tengah.
"Ada penyakit penyakit lain yang NTDs schistosomiasis. Penyakit ini cuman ada di Provinsi Sulawesi tengah yaitu Poso dan di Kabupaten Sigi. Ini penyakit satu satunya yang masih di endemis di Asia Tenggara," ucap Maxi pada Selasa (21/2/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sama seperti dengan penyakit NTDs lainnya, Maxi berharap jika demam keong juga bisa dieliminasi pada tahun 2030 nanti. "Dan kami harapkan tentu schistosomiasis ini bisa dieliminasi di tahun 2030," pungkasnya.
Apa Itu Penyakit Demam Keong?
Penyakit schistosomiasis atau yang lebih dikenal dengan demam keong ini disebabkan oleh cacing parasit. Penyakit demam keong menjadi salah satu penyakit tropis terabaikan yang ada di Indonesia.
Penyakit ini bisa menyerang bila ada cacing schistosomiasis yang menembus kulit ketika pasien melakukan kontak dengan air yang sudah terkontaminasi. Nantinya kontaminasi itu akan menyebar ke organ tubuh khususnya hati melalui pembuluh darah.
Peneliti Global Health Security Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan jika penyakit ini bisa menjadi berbahaya bila tidak ditangani dengan benar.
Gejala-gejala yang bisa terjadi pada pengidap demam keong terbagi dalam beberapa stadium.
"Penyakit ini dapat menjadi serius bila tidak ditangani. Ada tiga stadium yang terjadi bila terkena penyakit ini. Pada stadium awal, kulit akan gatal-gatal karena serkaria menembus kulit," jelas Dicky saat dihubungi terpisah, Selasa (14/2/2023).
"Stadium kedua, dimulai saat cacing dewasa betina bertelur. Gejala yang timbul adalah demam, diare, berat badan menurun, dan gejala disentri. Pada stadium menahun, tanda yang muncul adalah kerusakan hati atau sirosis hati dan limfa," sambungnya.
Tubuh pengidap demam keong dapat menjadi lemah hingga membuat perut membesar. Tak hanya itu saja, penyakit ini bahkan juga dapat menyebabkan kematian.
"Pengidap akan menjadi lemah dan perut akan membesar. Bila tidak diobati, dapat meninggal dunia. Selain itu, anak yang terinfeksi penyakit ini dapat mengalami kelainan pertumbuhan dan kelemahan kognitif," pungkas Dicky.
(naf/naf)











































