Kabupaten Garut menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) atas wabah difteri melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/KEP.91-DINKES/2023. Status tersebut ditetapkan setelah tujuh warga di Desa Sukahurip, Garut, meninggal dunia diduga terjangkit virus tersebut.
Kepala Biro Komunikasi dr Siti Nadia Tarmizi juga membenarkan bahwa Kabupaten Garut menetapkan status KLB difteri.
"Iya benar, di Garut," tuturnya saat dihubungi detikcom, Rabu (22/2/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dr Nadia juga membeberkan Penanganan difteri agar KLB tidak meluas, yakni:
- Menetapkan status KLB Difteri sebagai pemberitahuan bahwa situasi sudah darurat
Puskesmas membuat posko KLB Difteri di lokasi
Melakukan tata laksana kasus sesuai dengan pedoman (pengambilan swab, pemberian ADS sesuai rekomendasi ahli, isolasi kasus) - Memberikan profilaksis kepada semua kontak erat
- Menunjuk Pemantau minum Obat (PMO) profilaksis (kader, toma atau petugas kes setempat)
- Pembatasan aktivitas di luar rumah bagi yang sakit
- etap melakukan protokol kesehatan terutama di daerah /lokasi KLB dengan menjaga jarak dan penggunaan masker
- Melakukan Outbreak response immunization (ORI) sesuai arahan komite ahli
- Melakukan koordinasi dengan lintas sektor dalam penanganan kasus difteri
- Sosialisasi tentang penyakit difteri dan pentingnya imunisasi kepada masyarakat
- Meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap
- Melakukan ORI (outbreak respon immunization) di wilayah Garut
Di samping itu, Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jawa Barat Dewi Ambarwati juga mengatakan tujuh warga Garut yang diduga terkena difteri meninggal dunia dalam waktu yang berdekatan. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ternyata ada dua warga lain yang dinyatakan positif terjangkit difteri.
"Jadi di Garut itu pas Februari ini ada tujuh orang meninggal awalnya. Cuman kepala puskesmasnya curiga karena waktu meninggalnya itu sangat berdekatan. Jadi teman-teman itu langsung melakukan epidemiologi di Garut dan mereka itu berpikir bahwa itu adalah difteri," kata Dewi saat dihubungi wartawan, dikutip dari detikJabar Selasa (21/2)
"Karena sudah meninggal, kita tidak bisa lagi ambil sampelnya. Jadi akhirnya kita cari yang kontak dengan yang sudah meninggal dan kemudian ditemukan ada dua orang yang positif," ucapnya menambahkan.
Dewi menjelaskan kedua warga Garut tersebut kini sedang dirawat intensif untuk proses pemeriksaan. Selain di Garut, Dinkes Jabar juga sedang menelusuri kasus serupa yang dikhawatirkan terjadi di daerah lainnya.
"Nah setelah itu kita cari di kota-kota lainnya, diperiksa dan dalam proses pemeriksaan. Tapi saya belum hafal harus lihat data dulu. Di tahun kemarin memang sudah ada, tapi yang baru-baru ini yang sedang hangat itu di Garut," ungkapnya.
(suc/kna)











































