Mario Dandy Satrio (20), tersangka kasus penganiayaan anak pengurus GP Ansor, Cristalino David Ozora (17), kini menjadi sorotan warganet. Tak hanya gegara aksi kekerasan yang dilakukan, melainkan kebiasaan pamer harta motor dan mobil mahal di media sosial.
Dari 'flexing' itu juga, masyarakat ikut menyorot harta yang dimiliki ayah Dandy, Rafael Alun Trisambodo. Saat itu menjabat sebagai pejabat pajak eselon III.
Psikolog klinis dan founder pusat Konsultasi Anastasia and Associate, Anastasia Sari Dewi, menjelaskan ada banyak faktor di balik kebiasaan seseorang memamerkan harta di dunia maya. Tak melulu dilatarbelakangi status sosial keluarga atau orang tua yang tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Justru pada banyak kasus, orang yang datang dari keluarga berada secara finansial justru tidak terbiasa pamer di media sosial. Sebab menurutnya, hal-hal mahal adalah hal biasa yang tidak perlu dipamerkan kepada orang banyak.
Alih-alih mengajarkan kemewahan pada anak, beberapa orang tua dengan latar status sosial yang tinggi juga memilih untuk mengajarkan pekerjaan, bisnis, atau kegiatan sosial pada anak.
"Mungkin ada juga yang kita bahkan nggak tahu kalau lihat media sosialnya, ini aslinya kaya banget. Tapi ternyata di media sosialnya nggak menunjukkan itu. Jadi tidak ada kaitan pasti atau 'wah kalau status sosial tinggi pasti flexing nih anaknya pamer' belum tentu," terang Sari pada detikcom, Jumat (3/3/2023).
"Malah seringkali yang status sosialnya maaf tidak terlalu tinggi atau bahkan rendah, itu bisa menunjukkan flexing yang luar biasa. Karena menurut mereka itu-itu 'wah'. Mereka tahu itu spesial. Mereka itu luar biasa. Jadi malah ditunjukkan supaya menarik perhatian," imbuhnya.
(vyp/naf)











































