Selain faktor genetik atau faktor keturunan, nyatanya ada salah satu faktor yang mempengaruhi sehingga anak bisa mengidap diabetes yaitu faktor eksternal atau gaya hidup.
"Faktor eksternal (bisa terjadi diabetes) karena makanannya. Asupan gula itu kan kita semua punya batasannya, anak pun juga punya batasan asupan gula. Misalnya, pada anak yang usianya 6-8 bulan, itu hanya butuh 2.5 gram gula sehari, atau kira-kira setengah sendok teh. Kalau orang tuanya ngasih lebih dari apa yang seharusnya dikonsumsi, otomatis akan meningkatkan risiko tingginya kadar gula darahnya," ujar dr. Leonirma Tengguna, M.Sc, Sp.A selaku Dokter Spesialis Anak.
Kebutuhan gula pada anak akan meningkat ketika usianya bertambah. Pada anak-anak yang sudah sekolah, tentu memiliki kebiasaan baru, yakni jajan di luar tanpa mendapat pantauan dari orang tua. Jika hal tersebut menjadi kebiasaan, tentu akan menyebabkan risiko terjadinya diabetes pada anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai orang tua, hal yang bisa dilakukan untuk mencegah anak-anaknya jajan di luar tanpa pantauan dari orang tua adalah menyiapkan makanan yang dimasak sendiri.
"Seiring bertambahnya umur akan berbeda-beda (jumlah gula yang diharuskan). Misalnya anak yang sudah sekolah di usia 4-7 tahun, dia hanya butuh 4 sendok teh gula dalam sehari. Tapi ternyata jajannya sembarangan. Sekarang kita tahu banyak minum-minuman manis, kalau itu jadi kebiasaan sehari-hari, meningkatkan risiko diabetes. Karena dari kecil saja gaya hidupnya sudah tidak sesuai dari makanannya," ungkap dr. Leonirma Tengguna, M.Sc, Sp.A dalam program e-Life Jumat (03/03/2023) lalu.
"Cara lain, kita bisa kurangi makan makanan yang di luar rumah. Perbanyak makan dari masakan sendiri. Karena kalau kita masak sendiri kita tahu berapa bumbu yang dipakai, gula yang dikasih ke makanan kita, tahu berapa porsinya. Dan kita sebagai orang tua akan lebih hati-hati terhadap bumbu yang dipakai (untuk memasak)," lanjutnya.
(mjt/mjt)










































