Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi ikut menanggapi kasus viral ibu hamil meninggal diduga karena tak ditangani RSUD Ciereng Subang. Menurutnya, saat ini kasus terkait masih ditangani Dinas Kesehatan Jawa Barat.
"Ini masih dengan Dinkes dulu, ya," jawab dr Nadia saat dihubungi detikcom, Selasa (7/3/2023).
Hal senada diutarakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya. Pihaknya mengaku bakal mencari tahu lebih lanjut awal mula kronologi ibu hamil meninggal ditolak saat hendak melahirkan. Termasuk melihat kemungkinan pengabaian penanganan pasien.
"Saya baru dengar itu di mana, di Subang, ya. Nanti saya bicara sama dinkesnya (Dinkes Subang)," kata Budi saat dimintai konfirmasi wartawan dalam peresmian Mayapada Hospital Bandung, Senin (6/3).
Di sisi lain, RSUD Ciereng belakangan membantah tuduhan mengabaikan pasien hingga bayi dan ibu hamil meninggal dunia. Menurutnya, kondisi ICU saat itu sudah tidak mampu lagi menangani pasien, apalagi untuk kebutuhan operasi.
Direktur Utama RSUD Ciereng Subang dr Ahmad Nasuhi menyebut pasien pertama kali dibawa ke ruang pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif (PONEK). Sontak, bidan di RS tersebut kaget lantaran tidak ada tempat untuk menangani pasien bumil.
"Akhirnya dibawa ke PONEK. Di PONEK kaget, ini pasien yang mana, kan tadi dikasih tahu bahwa ICU penuh. Jadi, dalam kondisi seperti ini, bukan kita menolak karena, kalau dioperasi, mau ditaruh di mana," katanya kepada wartawan dikutip dari detikJabar, Selasa (7/3).
Meski begitu, pihaknya meminta maaf dan turut berdukacita atas meninggalnya ibu hamil tersebut. Rumah sakit saat itu, disebutnya, tidak bisa berbuat banyak di tengah keterbatasan ruang.
"Hari Kamis (16/2) masuk ke RSUD Subang, tapi sebelumnya pasien ini sudah diinformasikan lewat bidan yang membawa pasiennya bahwa kondisi ICU penuh. Ternyata pasien ini posisinya sudah dekat RSUD waktu dikabari kalau ICU penuh," jelasnya.
"Kami juga turut berdukacita yang sedalam-dalamnya, dan memang ini hal yang tidak terduga sebelumnya, dan kami juga dari sisi kemanusiaan memohon maaf, bukannya kami tidak berusaha, bahkan di IGD pun sudah dilakukan seperti itu," katanya.
Simak Video "Video: 68 Siswa SMP di Banjar Diduga Keracunan MBG"
(naf/kna)