Viral kisah pasutri di Karawang yang membagikan perjuangan mereka dalam mendapatkan momongan meski mengalami permasalahan kesuburan.
Melalui video yang diunggah di akun TikTok pribadinya, Dela Septira Putri, seorang ibu rumah tangga berusia 26 tahun, mengungkapkan suaminya didiagnosis mengidap kelainan sperma yang disebut oligoasthenoteratozoospermia.
"Setelah menjalani prosedur untuk analisis sperma, kami mendapatkan hasil yang sangat mengejutkan. Abang terdiagnosis oligoteratozoospermia dengan morfologi 3 persen dan jumlahnya yang di bawah 11 juta, sedangkan normalnya agar bisa membuahi itu di atas 4 persen," ujar Dela Septira kepada detikcom, Senin (6/3/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dela menceritakan kondisi suaminya itu dipengaruhi oleh adanya varikokel pada testis sebelah kirinya. Dikutip dari Healthline, varikokel adalah pembengkakan pada pembuluh darah pada skrotum atau kantong yang berfungsi menahan testis.
Wanita yang akrab disapa Dela itu juga mengatakan suaminya adalah seorang perokok berat.
"Abang juga perokok berat. Waktu itu dokter ancam, kalau misalnya Abang nggak mau dioperasi, berhenti rokok saja. Kalau masih nggak berhenti, kita cek fragmentasi DNA spermatozoa. Ancaman dokter berhasil dan Abang mulai mengurangi rokoknya," jelas Dela kepada detikcom, Senin (6/3/2023).
Selain mengurangi rokok, si suami berhenti mengkonsumsi kopi dan teh, menghindari konsumsi produk kedelai dan makanan yang pahit, menghindari peletakan alat elektronik di kantong celana, serta mengganti kebiasaan menggunakan celana jins ketat menjadi celana berbahan kain.
Dela mengatakan suaminya itu mulai mengubah pola makannya menjadi lebih sehat, dengan mengkonsumsi kuning telur bebek sebanyak tiga butir tiga kali dalam satu minggu, kelapa kulit merah selama satu minggu, dan semangka madu berserta dengan bijinya.
Menurut dr Nugroho Setiawan, MS, SpAnd, dokter spesialis andrologi di RS Pondok Indah, faktor penyebab oligoteratozoospermia bisa bermacam-macam, mulai varikokel hingga pengaruh gaya hidup, termasuk merokok, seperti pada kasus yang dialami Dela.
"Faktor penyebabnya beragam, mulai pola hidup, termasuk pola makan, istirahat yang kurang, stres berlarut-larut, berat badan tidak ideal, merokok, gangguan hormonal, penyakit kronis, varikokel, dan sebagainya," jelas dr Nugroho Setiawan kepada detikcom, Selasa (7/3/2023).
dr Nugroho juga menjelaskan kondisi ini tak menyebabkan gejala atau tanda-tanda tertentu pada pengidapnya. Maka dari itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penanganan yang tepat. Selain itu, mengatur pola makan yang sehat dengan gizi yang seimbang untuk menjaga berat badan tetap ideal juga tak kalah penting.
Kelainan oligoteratozoospermia ini memang berpotensi menghambat proses pembuahan sel telur karena kondisi sperma yang tidak optimal. Namun kondisi ini dapat disembuhkan.
"Proses penyembuhan membutuhkan waktu minimal tiga bulan karena proses spermatogenesis sekitar dua bulan setengah," jelas dr Nugroho.
dr Nugroho juga menyebutkan pria dengan kondisi ini masih memiliki kemungkinan dapat membuahi dan menghasilkan buah hati, seperti yang dialami oleh Dela dan suaminya.
"Kondisi jika kekurangan jumlah dan bentuk tidak ekstrem, masih punya harapan menghamilli jika pasangannya normal," tuturnya.
"Dianjurkan untuk hubungan seksual sejak menstruasi bersih setiap dua hari. Contoh tanggal ganjil terus atau genap terus," lanjutnya.
Dikutip dari Instituto Bernabeu, merujuk pada manual laboratorium Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2010, pria disebut mengalami oligoasthenoteratozoospermia apabila hasil analisis cairan sperma menunjukkan ciri-ciri tertentu sebagai berikut.
- Jumlah hitung sperma kurang dari 15 juta sperma per mililiter
- Jumlah sperma yang bergerak lincah atau progresif berjumlah kurang dari 32 persen
- Jumlah sperma dengan bentuk normal berjumlah kurang dari 4 persen
(kna/kna)











































