Imbas dihantui resesi seks, China mengalami penurunan populasi. Salah satu hal alasan banyak wanita di China enggan memiliki anak adalah tingginya biaya membesarkan anak, misalnya terkait sekolah.
"Saya tidak mampu membiayai anak-anak," ucap Gloria Tok, seorang ibu berusia 30-an tahun asal China dikutip dari BBC, Sabtu (11/3/2023).
Gloria memperkirakan bahwa dirinya memerlukan setidaknya 2.400 dollar atau setara sekitar Rp 37 juta untuk membiayai hidup anak di China setiap bulannya. Padahal Gloria hanya bekerja sebagai guru sekolah dasar dengan pendapatan sekitar 873 dollar atau setara Rp 13,5 juta per bulan.
Sebagai anak satu-satunya di keluarga, Gloria mengatakan bahwa dirinya harus lebih fokus untuk membiayai cicilan dan menabung untuk orang tuanya yang sudah tua.
Separah Apa Penyusutan Populasi di China?
Data terbaru Pusat Penelitian Pengembangan dan Kependudukan China menunjukkan bahwa kebanyakan wanita di China hanya ingin memiliki satu anak saja atau tidak sama sekali. Persentase wanita di China yang tak memiliki anak meningkat dari 6 persen pada 2015 menjadi 10 persen pada 2020.
Selain itu, data menunjukkan bahwa wanita China pada usia subur memiliki keinginan yang lebih rendah untuk miliki anak dengan rata-rata jumlah anak yang sebelumnya 1,76 pada 2017 menjadi 1,64 pada 2021.
"China berbeda dengan negara-negara lain. Tidak hanya karena dikatakan rendah kesuburannya, tetapi keinginan untuk subur juga rendah," ucap Dr Shuang Chen, asisten profesor Kebijakan Sosial dan Publik Internasional di London School of Economics and Political Science.
NEXT: Gengsi di masyarakat tinggi