Selebgram Rachel Vennya kembali menarik perhatian di media sosial. Unggahan foto dirinya menonton konser BLACKPINK di Gelora Bung Karno pada pekan lalu banjir hujatan.
"Born pinkk," tulis Rachel Vennya pada dalam unggahan Instagramnya, Minggu (12/3/2023).
Alih-alih mendapatkan pujian dari netizen, ibu dua anak ini malah mendapatkan hujatan dan komentar kebencian (hate speech). Netizen menuding Rachel hanya Fear of Missing Out atau FOMO.
"Rachel fomo ya? Perasaan dia nggak kenal dunia idol," ujar akun @rey***, merespons unggahan Rachel Vennya.
"Yaelah fomo banget," timpal akun @wil***.
"Tuhkan bener dugaanku mana mungkin buna ngga nonton, ternyata day 2," tulis netizen lainnya @vel***.
Apa itu FOMO?
Menurut World Journal of Clinical Cases, istilah 'FOMO' mulai populer sejak 2004. Tahun tersebut bertepatan dengan rilisnya Facebook, saat orang-orang bisa memamerkan kedekatan dengan teman-temannya atau kesehariannya melalui update status dan foto.
"Psikolog mulai menggunakan istilah FOMO pada awal tahun 2000-an untuk menggambarkan fenomena yang terkait dengan penggunaan situs jejaring sosial. Ini telah mendapatkan perhatian yang lebih besar selama bertahun-tahun karena kehadiran media sosial kami telah meningkat," kata pendiri Priority Wellness Group dan instruktur psikologi di Harvard Natalie Christine Dattilo, Ph.D, dikutip dari Forbes.
"FOMO mencakup persepsi kehilangan, yang memicu kecemasan, dan perilaku kompulsif, seperti memeriksa dan menyegarkan situs, untuk menjaga hubungan sosial," lanjutnya.
Dattilo menambahkan, FOMO berkaitan erat dengan ketakutan seseorang akan dikucilkan. Ketakutan ini sudah ada jauh sebelum sosial media lahir.
Gejala FOMO
Meskipun saat ini FOMO bukan sesuatu yang bisa didiagnosis, namun FOMO memiliki sejumlah gejala spesifik. Menurut laporan Technological Forecasting and Social Change 2021, berikut adalah gejala FOMO:
- Mengecek sosial media dan melihat apa yang orang lain lakukan secara obsesif
- Mengalami perasaan negatif saat membandingkan kehidupan seseorang dengan apa yang tampaknya dilakukan orang lain di media sosial
- Merasa lelah secara mental dari media sosial
Adapun gejala FOMO lainnya menurut psikolog sosial dan profesor University of Oklahoma Health Sciences Center Erin Vogel, PhD:
- Overscheduling (mencoba berada dimana-mana setiap saat)
- Menarik diri dari orang lain
- Merasa lelah secara fisik
- Merasa sedih, cemas atau tertekan
- Sulit berkonsentrasi
- Mengalami kesulitan tidur
Penyebab FOMO
Vogel menuturkan, sosial media bukanlah satu-satunya penyebab seseorang menjadi FOMO. Faktor lain misalnya, seperti menghadiri undangan pesta yang sebenarnya tidak ingin dihadiri. Alasannya agar tidak tertinggal pembicaraan mengenai hal-hal menarik terkait pesta tersebut.
"Sosial media memfasilitasi FOMO, tetapi orang-orang selalu merasakannya," kata Vogel.
Sementara apapun yang membuat seseorang merasa tersisih dapat menjadi penyebab FOMO. Menurut Dattilo, beberapa penyebab yang lebih umum meliputi:
- Tidak memahami lelucon orang dalam yang ditertawakan orang lain (inside jokes)
- Tidak dipilih sebagai anggota tim
- Tidak diundang ke suatu acara
- Kehilangan penawaran bagus, seperti diskon di toko
NEXT: Alasan Psikologis FOMO
(hnu/naf)