Prihatin dengan penyusutan populasi China, penasihat politik pemerintah telah memberikan lebih dari 20 rekomendasi untuk meningkatkan angka kelahiran. Di samping itu, para ahli menegaskan pentingnya upaya memperlambat penurunan populasi.
Salah satu kebijakan yang memicu penyusutan angka kelahiran di China yaitu kebijakan satu anak yang diberlakukan pada 1980-2015. Kebijakan tersebut diubah menjadi tiga anak pada 2021, namun pasangan di China tetap enggan memiliki bayi akibat pandemi COVID-19.
Namun imbas pandemi COVID-19, banyak pasangan di China yang enggan punya anak. Mahalnya biaya pendidikan dan pengasuhan anak, pendapatan rendah, serta ketidaksetaraan gender menjadi faktor utamanya.
Pada bulan ini, pertemuan tahunan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) membuat proposal untuk meningkatkan angka kelahiran. Adapun bahasan proposal tersebut mulai dari subsidi untuk membesarkan anak pertama (bukan hanya anak kedua dan ketiga), hingga memperluas pendidikan publik gratis dan meningkatkan akses ke perawatan kesuburan (fertilitas).
Para ahli menganggap banyaknya proposal sebagai tanda positif bahwa China memperlakukan penuaan dan penurunan demografi sebagai urgensi, setelah data menunjukkan populasi menyusut untuk pertama kalinya dalam enam dekade tahun lalu.
"Anda tidak dapat mengubah tren penurunan," kata peneliti senior di Victoria University Australia Xiujian Peng, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (15/3/2023).
"Tapi tanpa ada kebijakan yang mendorong kesuburan maka kesuburan akan semakin menurun," lanjutnya.
Anggota CPPCC Jiang Shengnan menuturkan bahwa kaum muda bekerja hanya delapan jam per hari sehingga mereka punya waktu untuk 'jatuh cinta, menikah dan punya anak'. Menurut Peng, sangat penting untuk memastikan perempuan tidak terlalu banyak bekerja.
Peng menambahkan, memberi insentif untuk memiliki anak pertama dapat mendorong pasangan untuk memiliki setidaknya satu anak. Saat ini, banyak provinsi yang hanya mensubsidi anak kedua dan ketiga.
Guna membantu mengurangi tekanan pada keluarga muda, Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mengeluarkan rancangan peraturan pada Rabu (15/3). Rancangan peraturan tersebut akan memungkinkan individu yang memenuhi syarat untuk menjalankan operasi penitipan anak dengan kapasitas lima anak untuk maksimal usia tiga tahun.
NEXT: China catat rekor angka kelahiran terendah