Baru-baru ini, selebgram Rachel Vennya mendapatkan hujatan dari netizen seusai membagikan momennya menonton konser BLACKPINK. Netizen menganggap ibu dua anak tersebut menonton penampilan Jennie dan kawan-kawan hanyalah FOMO atau Fear of Missing Out.
"FOMO FOMO, promotor rugi lah kalo yg boleh beli tiket cuma BLINK (sebutan fans BLACKPINK)," ujar akun @sew*** mengomentari unggahan Rachel Vennya di Instagram.
"FOMO loe Chel," balas netizen lainnya @sas***.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yaelah FOMO banget," timpal akun @wil***.
Menurut psikolog klinis dan founder pusat Konsultasi Anastasia and Associate Anastasia Sari Dewi, FOMO merupakan fenomena seseorang yang takut tertinggal akan sesuatu, khususnya yang sedang tren. Fenomena ini meliputi tren-tren tertentu seperti makanan, minuman, pakaian, dan lain sebagainya.
Sari menambahkan, orang-orang yang FOMO kerap tidak bisa menempatkan prioritasnya. Sehingga, hal tersebut bisa berpengaruh buruk bagi perilaku seseorang.
"Biasanya kalau seseorang mengorbankan berbagai hal, seperti misalkan, demi tidak tertinggal tren atau memuaskan FOMO-nya gitu ya, dia mengorbankan kepentingan-kepentingan yang jauh lebih utama, atau yang lebih pokok, atau yang lebih dia butuhkan, itu membuat seseorang menjadi kurang sehat perilakunya," ujar Sari ketika dihubungi detikcom, Selasa (14/3/2023).
Hal yang dikorbankan oleh orang-orang yang FOMO bukan hanya sekadar uang. Ada hal lain yang dikorbankan seperti waktu, pikiran, dan tenaga demi memenuhi rasa FOMO-nya.
Sari menuturkan, perilaku FOMO sebenarnya tidak mengindikasikan penyakit mental tertentu. Menurutnya, FOMO serupa dengan fans yang mengagumi idolanya.
"Fenomena sih lebih tepatnya. Sama seperti kalau orang ngefans dan lain sebagainya, tidak bisa terlinear dengan gangguan kesehatan mental lain," kata Sari.
Menurutnya, sah-sah saja jika ingin mengikuti tren yang ada selama tidak menjadikan tren tersebut prioritas utama yang wajib diikuti. Namun, FOMO harus diwaspadai apabila perilaku seseorang berubah menjadi obsesif.
"Sebenarnya sah-sah saja ya kalau ingin mengikuti tren, selama itu bukan berupa prioritas atau ambisi atau obsesinya dia yang utama dalam keseharian," pungkas Sari.
"Kecuali kalau FOMO-nya itu berubah menjadi yang sifatnya obsesif terus menerus di lingkungannya dan lain-lain. Nah itu bisa menjadi berbahaya," tutupnya.
Simak Video "Plantar Fasciitis, Ancaman Serius Para Pelari"
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/vyp)











































