Temuan TBC di RI Naik Drastis, Kasus Anak Melonjak Lebih dari 200 Persen!

ADVERTISEMENT

Temuan TBC di RI Naik Drastis, Kasus Anak Melonjak Lebih dari 200 Persen!

Hana Nushratu - detikHealth
Jumat, 17 Mar 2023 11:39 WIB
Ilustrasi anak sakit
Kemenkes mencatat penemuan kasus TBC anak meningkat lebih dari 200 persen. (Foto: Getty Images/iStockphoto/kan2d)
Jakarta -

Penyakit tuberkulosis atau TBC merupakan masalah serius di Indonesia. Berdasarkan data Global TB Report (GTR) tahun 2022, Indonesia berada di peringkat kedua dengan beban TBC terbanyak setelah India.

Perkiraan kasus TBC di Tanah Air sebanyak 969.000. Di samping itu, incidence rate atau temuan kasus sebanyak 354 per 100.000 penduduk.

Salah satu indikator keberhasilan program pengendalian TBC adalah penemuan kasus. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menuturkan, tahun 2022 pihaknya berhasil menemukan sekitar 74 persen dari estimasi GTR.

"Tahun ini kita berhasil menemukan sekitar 717 ribu dan ini penemuan terbesar sejak lima tahun terakhir," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr Imran Pambudi MPHM dalam webinar Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2023, Jumat (17/3/2023).

Dengan meningkatnya penemuan kasus, maka kasus-kasus seperti TBC resisten obat (RO) juga bisa terdeteksi. Saat ini, TB RO pada 2022 Indonesia sudah terdeteksi sebanyak 12.794 kasus.

"Namun yang memulai pengobatan juga sedikit, sekitar 7.800-an," kata dr Imran.

Kasus TBC Anak

dr Imran menambahkan penemuan kasus TBC anak juga meningkat secara drastis, yakni sekitar 100.726 kasus. Sebelumnya, pada 2021 hanya tercatat sebanyak 42.187 kasus TBC anak.

"Jadi ini naik lebih 200 persen. Saya kira ini dampak dari PSBB, orang-orang yang TB, yang belum terdiagnosis," ujar dr Imran.

"Artinya mereka akan menyebarkan kepada keluarganya dan yang paling rentan adalah anak-anaknya," lanjutnya.

Cakupan terapi pencegahan tuberkulosis juga naik dari 0,3 persen menjadi 1,1 persen. Terapi ini diperuntukkan bagi orang yang terinfeksi bakteri namun belum mengalami gejala.

Meskipun angka penemuan sudah meningkat drastis, namun cakupan terapi pencegahan TBC masih tergolong kecil. Sementara, dr Imran berharap cakupan terapi pencegahan tuberkulosis mencapai 48 persen.

"Kita harus berupaya terus agar cakupan-cakupan ini bisa meningkat agar bisa melindungi masyarakat jangan sampai mereka terkena TB," ungkap dr Imran.



Simak Video "Jokowi: Kesuksesan RI Tangani Covid Bisa Diaplikasikan ke Kasus Lain"
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/naf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT