Luhut Kenang Awal Mula COVID-19 Masuk RI: Obat Terbatas-Banyak Nakes Gugur

Luhut Kenang Awal Mula COVID-19 Masuk RI: Obat Terbatas-Banyak Nakes Gugur

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 20 Mar 2023 18:31 WIB
Luhut Kenang Awal Mula COVID-19 Masuk RI: Obat Terbatas-Banyak Nakes Gugur
Luhut kembali mengenang awal mula pandemi COVID-19. (Foto: Luhut Binsar Pandjaitan (dok. YouTube Kemenkes))
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kembali mengenang awal mula pandemi COVID-19 di Indonesia. Ia mengungkapkan, pada saat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan adanya kasus COVID-19 di Indonesia.

"Tepat tiga tahun yang lalu di bulan Maret 2020, kasus COVID-19 ditemukan di Indonesia,"kata Luhut dalam acara Penghargaan PPKM Award di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (20/3/2023).

Banyak masyarakat yang panik, korban berjatuhan, hingga obat-obatan maupun vaksin masih terbatas pada waktu itu. Bahkan tak sedikit pula pihak luar negeri yang mengkritik kebijakan penanganan pandemi COVID-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat itu perbedaan pendapat terjadi. Dikatakan Luhut, banyak pihak yang meminta pemerintah melakukan lockdown untuk mencegah penyebaran kasus COVID-19 yang semakin meluas.

Namun karena masyarakat perlu memenuhi kebutuhan dan juga ekonomi harus tetap berjalan, pemerintah memberlakukan PPKM berdasarkan empat level di seluruh wilayah Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Pak Presiden mungkin masih ingat proses pengambilan keputusannya, membutuhkan satu olahan yang sangat cepat. Di sisi lain kita juga mendapat kritikan dari luar apakah pola ini paling cocok atau tidak," kata Luhut.

Luhut menyampaikan, mengambil kebijakan PPKM bukan pula langkah yang mudah. Sebab bagaimanapun, simpul-simpul perekonomian tidak bisa normal seperti sebelum pandemi.

"Pak Presiden dengan pertimbangan dan masukan-masukan dari para ahli, dan juga dari para pembantu presiden, Presiden memutuskan melakukan yang lain daripada pikiran-pikiran dari luar," tutur Luhut.

Selain itu, Luhut juga menyebut fasilitas layanan kesehatan Indonesia pada saat itu sudah di ambang batas. Rumah sakit darurat khusus COVID-19 bahkan harus didirikan karena rumah sakit yang ada tidak mampu lagi menampung jumlah pasien yang masuk.

Kemudian krisis oksigen juga terjadi, sehingga pemerintah harus mendatangkan oksigen dari luar negeri. "Dan kita bersyukur kita mendapatkan oksigen tank dari industri yang ada di Morowali dan Weda Bay. Tidak terbayangkan kalau oksigen tank itu tidak ada, berapa ribu orang lagi yang akan menjadi korban COVID-19 ini," jelas Luhut.

Tak hanya itu, tenaga kesehatan juga bekerja hingga kelelahan. Tidak sedikit yang gugur ketika berjuang menghadapi COVID-19. Berbagai tenaga sukarela pun turun untuk membantu berbagai tugas.

"Tidak hanya berhenti di kebijakan PPKM, penanganan pandemi juga dibarengi dengan kebijakan testing dan tracing di berbagai daerah. Masyarakat yang terpapar kemudian dibawa ke isolasi terpusat. Keputusan ini juga membuat banyak meredam perkembangan COVID-19," ucap Luhut.




(suc/suc)

Berita Terkait