Alshad Ahmad kini menjadi sorotan warganet usai video lawasnya kembali beredar. Dalam video tersebut, ia membicarakan soal hubungan seks di luar nikah.
Alshad mengatakan bahwa melakukan hubungan seksual di luar nikah adalah hal yang penting. Menurutnya, itu adalah kebutuhan dasar bagi manusia.
"Aku, kan, baca-baca juga, kan, biologi manusia gimana, itu termasuk kebutuhan dasar manusia sih. Pentinglah," kata Alshad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari kasus tersebut, berhubungan seks sebelum menikah tentu memiliki risiko yang besar. Salah satunya sangat berpengaruh pada kondisi psikologis seseorang.
Menurut psikolog klinis dan founder pusat konsultasi Anastasia and Associate, Anastasia Sari Dewi, seks bebas atau perilaku lain yang mengarah pada kegiatan yang serupa bisa berdampak pada fisik dan psikis. Khususnya pada anak-anak muda yang masih rentan terpengaruh oleh faktor sosial.
Misalnya pada fisik, perilaku seks bebas berisiko memicu penyakit menular seksual, kehamilan dini, serta peningkatan aborsi.
"Risiko fisik itu pasti dampaknya besar sekali terhadap psikologi. Keberhargaan diri, kemudian risiko dia secara sosial, aktualisasi dirinya di hal-hal lain, itu menjadi fokusnya kurang karena terlalu asyik dengan hal-hal yang seperti ini. Jadi fisik dan psikologis tentu dampaknya besar," jelas Sari pada detikcom beberapa waktu lalu.
"Apalagi kalau dia melakukannya hanya sekedar ingin ikut tren atau ada kecenderungan ingin mencoba-coba saja. Ingin nggak ketinggalan, ingin terlihat seolah-olah gaul atau lain sebagainya. Tapi dia mengesampingkan bahwa efeknya itu bisa jangka panjang. Ini yang tentu efek dari tren sleepover date yang akan disayangkan," lanjutnya.
Sementara pada psikis, perilaku seks sebelum menikah berisiko mengikis keberanian seseorang untuk berkomitmen dalam hubungan dan sikap jujur. Pasalnya, jika perilaku seks bebas ternormalisasi, imbasnya dalam hubungan seseorang hanya akan mengacu pada aktivitas seks.
"Selain keberhargaan diri, keberanian untuk berkomitmen, kejujuran terhadap orang lain atau keluarga, ini semakin lama akan semakin terkikis dengan kebiasaan-kebiasaan seperti ini. Menghargai komitmen, keseriusan, dan lain-lain juga akan berkurang karena pemikirannya adalah hanya ke arah situ. Kalau kita ngomongin 'sleepover date' kan hanya sekedar seks. Jadi disayangkan," pungkas Sari.
(sao/naf)











































