Bulan Ramadan, terutama saat berbuka puasa identik dengan makanan manis. Mulai dari minuman segar, es, buah, dan kue sering kita jumpai dalam menu buka puasa. Namuun bagi pengidap diabetes, asupan berbuka puasa perlu diperhatikan agar tidak meningkatkan kadar gula darah.
Spesialis gizi dr Christopher Andrian, M Gizi, SpGK dari RS Siloam TB Simatupang mengatakan sebenarnya yang harus diperhatikan oleh pengidap diabetes adalah jumlah konsumsi, bukan jenis makanannya. Minuman manis boleh dikonsumsi untuk berbuka puasa, tetapi hanya dengan kandungan satu sendok teh gula. Beri jeda, lalu lanjut dengan makan besar.
"Paling penting adalah konsumsi karbohidrat hariannya. Jangan berlebih pada satu waktu. Misalnya saat bedug magrib minum teh manis. Teh manis 'kan pakai gula, karbohidratnya tinggi. Lalu disambung lagi dengan kolak. Sambung lagi dengan es buah. Karbohidratnya tinggi-tinggi semua. Itu akan membuat gula darah melonjak naik," kata dr Christopher kepada detikcom, Jumat (17/3/2023) di RS Siloam TB Simatupang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Christopher menjelaskan pengidap diabetes memiliki beberapa indikasi yang menentukan boleh atau tidaknya berpuasa. Jika gula darah belum terkontrol, biasanya dokter tidak menyarankan pengidap diabetes menjalani puasa. Gula darah harus dikontrol terlebih dulu karena pengidap diabetes mengalami gangguan metabolisme karbohidrat di tubuh imbas insulinnya bermasalah. Akibatnya, pengidap diabetes tidak bisa menyimpan cadangan makanan di tubuhnya.
"Sedangkan kalau kita puasa yang dipakai cadangan gula di tubuh supaya bisa meng-cover saat puasa. Orang yang diabet itu punya gangguan buat menyimpan cadangan dia itu. Makanya kalau tidak terkontrol gulanya saat puasa, risiko gula darah drop lebih besar," ungkap dr Christopher.
Pengidap diabetes harus berkonsultasi ke dokter sebelum berpuasa. Jika dokter mengizinkan, biasanya ada perubahan obat yang boleh dikonsumsi saat sahur dan buka puasa.
(vyp/vyp)











































