Mereka menduga anaknya tewas setelah mendapatkan imunisasi dari bidan. Menurut Mukono, kasus kematian anaknya itu bermula dari pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) oleh bidan desa pada Selasa (21/3). Setelah menerima imunisasi kondisi anaknya mulai mengalami demam tinggi hingga kejang-kejang.
Padahal sebelumnya, anak tersebut dalam kondisi sehat dan tidak menunjukkan adanya gejala sakit tertentu. Mendapati anaknya demam tinggi pasangan suami istri tersebut membawa ke bidan desa.
"Kejadiannya setelah disuntik TT panas sampai kelewat batas ,sangat panas, kejang-kejang dan jerit-jerit," ujarnya.
Namun setelah mendapatkan obat, demam anaknya tetap tidak kunjung mereda, bahkan kondisinya semakin tidak terkendali. Keesokan harinya Mukono membawa anaknya kembali ke bidan desa.
Sesampainya di bidan desa, pihaknya merujuk bayi tersebut ke Puskesmas Pogalan. Keadaan sang anak saat itu sudah kritis, hingga pihak Puskesmas pun merujuk ke rumah sakit. "Setelah dirawat 1,5 hari anak saya meninggal dunia," kata Mukono.
TERUSKAN MEMBACA DI SINI
Simak Video "Video: Kata Ahli soal Antisipasi Ancaman Kesehatan Pascabanjir"
(suc/up)