Waktu makan berkaitan erat dengan kecukupan nutrisi dan kesehatan tubuh. Di bulan Ramadan, saat umat muslim harus menjalankan ibadah puasa selama 12-13 jam maka asupan nutrisi mesti diperhatikan untuk menyesuaikan dengan jadwal makan yang berubah.
Pada dasarnya, jadwal makan setiap setiap individu memang berbeda-beda. Namun. pada umumnya di waktu normal frekuensi makan setidaknya dilakukan tiga kali sehari. Dimulai dari sarapan, makan siang dan makan malam.
Pola makan otomatis akan berubah pada saat menjalankan ibadah puasa. Waktu makan yang biasanya dilakukan tiga kali dalam sehari, berubah menjadi dua kali dalam sehari. Saat sahur yang dijalankan pada dini hari dan saat berbuka puasa yang dilakukan saat memasuki waktu Maghrib.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabid Humas Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) dr. Milka Inkiriwang menegaskan, meskipun waktu makan saat puasa berubah, bukan berarti pola makan yang sehat tidak bisa diterapkan. Kuncinya, kata dia, perhatikan semua makanan dan minuman yang dikonsumsi saat sahur ataupun saat berbuka puasa.
"Saat puasa, jendela makan kita bergeser, dari yang tadinya sering makan ketika pagi sampai malam, kini waktu makan sejak buka menuju ke sahur. Nah, dalam rentang waktu tersebut, jangan lupa untuk mengatur pola makan, perhatikan makan dan minuman yang akan diasup," tutur dr. Milka.
Lebih lanjut, dr. Milka menyarankan saat berbuka puasa diawali minum air mineral. Sebaiknya pilih air dengan kandungan mineral esensial seperti yang terkandung di dalam Le Minerale.
"Ini kadang memang suka dilupakan, padahal berbuka puasa dengan air mineral yang mengandung mineral esensial bisa membantu menekan asam lambung dalam tubuh dan sekaligus mengembalikan kebugaran tubuh dan mineral tubuh yang hilang selama menjalankan puasa," tutur dr. Milka.
Meski wujud air putih bisa dan air mineral serupa, tetapi kandungan yang terdapat di dalamnya jelas berbeda. Le Minerale misalnya, memiliki kandungan zat mineral esensial yang dibutuhkan tubuh. Komponen zat yang terdapat di dalam Le Minerale sangat beragam, termasuk zinc (seng), zat besi, kalsium, kalium, magnesium, hingga bicarbonate.
Cita rasa Le Minerale yang sedikit agak manis dikarenakan banyaknya kandungan mineral alami yang terdapat di dalamnya. Adanya kandungan bicarbonate pun membuat Le Minerale punya rasa lebih segar. Jadi, tidak hanya membuat tubuh lebih sehat karena Le Minerele mampu menggantikan mineral tubuh yang hilang saat puasa, Anda pun akan merasa lebih fresh dengan minum Le Minerale.
Dikatakan dr. Milka, minuman es dengan kandungan gula yang tinggi, seperti es buah, es campur, dan sebagainya kerap masuk di dalam list menu buka puasa. Ia mengingatkan, meskipun beragam minuman itu tampak menyegarkan, kebiasaan berbuka puasa dengan minuman manis sangat berisiko bagi kesehatan tubuh.
"Awali berbuka puasa dengan minum air mineral. Air mineral yang memiliki mineral esensial bisa membantu menekan asam lambung. Mineral esensialnya juga membuat tubuh kembali aktif karena sel darah merah lebih cepat tumbuh sehingga menghasilkan lebih banyak oksigen dan energi," papar dr. Milka.
Setelah diawali dengan minum air mineral esensial, Anda bisa melanjutkan dengan menu berbuka puasa lainnya. Namun, dr. Milkan berpesan pilihan makanan untuk berbuka puasa ini harus diperhatikan. Hindari makanan yang terlalu pedas maupun asam, jangan terlalu banyak makanan-makanan yang digoreng dan mengandung gula.
Setelah mengawali buka puasa dengan air mineral esensial, dan makan takjil dalam porsi yang secukupnya, Anda bisa melanjutkannya dengan menu makan berat. Untuk makan utama, bisa dilakukan 30 sampai 60 menit setelah buka puasa. Saat makan berat, tidak perlu buru-buru karena bisa mengganggu pencernaan. dr. Milka juga mempersilakan untuk makan berat setelah melakukan ibadah tarawih bagi yang terbiasa melakukannya.
(akn/ega)










































