Seorang miliarder China bernama Guo Wengui belakang menjadi sorotan lantaran berencana melelang sperma pria dan sel telur wanita yang tidak divaksin COVID-19. Sperma tersebut akan dijual di platform online Gettr, Juni mendatang.
Guo percaya virus COVID-19 berasal dari kebocoran laboratorium. Lelang sperma ini dilakukan karena ada klaim bahwa vaksin COVID-19 mengakibatkan kemandulan. Oleh sebab itu, Guo menawarkan sperma dan sel telur tersebut atas dasar kemanusiaan.
"Kami akan melelang sperma dan sel telur terbaik, termasuk tentu saja sperma saya sendiri," kata taipan yang baru-baru ini diusir dari AS karena dugaan kasus penipuan.
Ia juga menambahkan bahwa lelang akan dibuka dalam mata uang digital dan terbuka untuk semua ras dan etnis.
Guo Wengui sendiri adalah penganut klaim palsu dan teori konspirasi seputar vaksin COVID-19. Negara Federal Baru China, kelompok lobi anti-Partai Komunis China yang dibentuk oleh Guo juga berulang kali membuat pernyataan tidak berdasar seperti vaksin adalah senjata biologis.
Beberapa pendukungnya menilai pelelangan ini sebagai salah satu bentuk kemanusiaan atas tudingan asal usul COVID-19 berasal dari kebocoran lab di Wuhan.
Aksi Wengui ini menuai berbagai reaksi publik. Ada yang minat mengikuti, tetapi beberapa di antaranya meragukan klaim Guo Wengui. Editor kesehatan di NewsGuard menyebut pelelangan itu hanya akan diminati mereka yang memercayai teori konspirasi.
Beberapa netizen di media sosial mengatakan lelang sperma untuk yang tidak divaksinasi memang bisa meraup uang yang banyak, tetapi tidak menjawab bukti vaksin COVID-19 berbahaya bagi kesuburan.
"Itu hanya 'komoditas berharga' jika seseorang percaya pada narasi palsu bahwa vaksinasi COVID-19 membahayakan kesuburan," kata John Gregory, editor kesehatan di pengawas NewsGuard, mengatakan kepada AFP.
"Lelang ini sesuai dengan pola yang sudah mapan di mana pemberi informasi anti-vaksin menjual produk untuk mendapat untung dari klaim palsu mereka," lanjutnya.
Para peneliti menguji potensi efek vaksin COVID-19 terhadap kesuburan pria dan wanita. Faktanya, penelitian menemukan vaksin COVID-19 sama sekali tidak berhubungan dengan tingkat kesuburan manusia. Temuan ini juga dipublikasikan dalam jurnal Vaccine.
Simak Video "Video: Dokter Urologi Sebut Kualitas Sperma Laki-laki Menurun di Tahun 2000-an"
(naf/naf)