David Ozora Mulai Jalani Pemulihan Imbas Cedera Otak, Organ Vital Baik

Hana Nushratu - detikHealth
Senin, 03 Apr 2023 12:24 WIB
David Ozora jalani terapi pemulihan imbas diffuse axonal injury. (Foto: Twitter Alissa Wahid)
Jakarta -

Ayah Cristalino David Ozora Latumahina, Jonathan Latumahina membagikan kabar terkait kondisi anaknya yang sempat mengalami koma. Diketahui, David merupakan korban penganiayaan anak eks pejabat pajak Mario Dandy Satriyo.

"Kondisi David di hari ke 42 ini terbagi atas dua hal. Satu, Kesadaran kuantitatif sudah sangat baik, organ vital juga baik tidak ada masalah," tulis Jonathan dalam akun Twitter-nya @seeksixsuck, Minggu (3/4/2023).

"Dua, kesadaran kualitatif (kognitif) menurut tim dokter RS Mayapada masih butuh long run karena banyak sekali assesment yang harus dilakukan baik secara fisik maupun psikis, sehingga RS membutuhkan waktu untuk terapi ini dengan protokol ketat dan home care observasi 6 bulan-1 tahun," lanjut cuitan tersebut.

Sebelumnya, Jonathan sempat menuturkan bahwa anaknya mengalami Diffuse Axonal Injury (DAI) stage 2. Kini, David sedang menjalani terapi untuk memulihkan kondisinya.

Jonathan menambahkan, saat ini anaknya tetap dirawat di ICU dan terapi sudah mencapai latihan jalan. Dikarenakan kondisi fisiknya yang masih rentan, David mengalami demam tinggi hingga 38,4 derajat celcius.

Meski sudah menunjukkan adanya progres yang signifikan, Jonathan tetap meminta doa kepada seluruh pihak untuk kesembuhan David. Terlebih, DAI yang dialami putranya merupakan cedera otak yang sangat berat dan dapat mempengaruhi kualitas hidup.

"Butuh doa dan dukungan sahabat dan temen2 semua supaya bisa stabil. Diffuse axonal injury adalah cedera otak sangat berat, kita boleh bersyukur atas pencapaian hari ini tapi tetap harus ikhlas, karena progress david ini adalah ikhtiar kita semua maka saya dengan rendah hati memohon untuk tetap kirimkan doanya," beber Jonathan.



Pemulihan DAI

Tingkat keparahan DAI berdampak besar pada prospek pemulihan seseorang. Misalnya, mereka yang sadar kembali dalam waktu dua minggu dianggap memiliki cedera yang lebih ringan dan lebih mungkin untuk sembuh total.

Dalam kasus DAI yang lebih parah, pemulihan lebih sulit diprediksi. Namun, terlepas dari tingkat keparahan cedera, seseorang mungkin dapat memulihkan fungsi yang terpengaruh dengan memanfaatkan neuroplastisitas.

Neuroplastisitas mengacu pada kemampuan otak untuk mengatur ulang sirkuit sarafnya berdasarkan perilaku yang kita lakukan berulang kali. Ini memungkinkan fungsi yang dipengaruhi oleh kerusakan otak untuk dialihkan ke daerah otak yang tidak terpengaruh. Lebih lanjut, fungsi-fungsi tersebut dapat ditingkatkan melalui latihan yang intensif.

Selama beberapa bulan pertama setelah mengalami DAI, otak mengalami peningkatan keadaan neuroplastisitas. Akibatnya, seseorang seringkali mengalami perubahan adaptif dengan lebih cepat.

Salah satu cara untuk memanfaatkan ini adalah dengan berpartisipasi dalam terapi rehabilitasi sesegera mungkin. Dikutip dari Flint Rehab, berikut adalah macam-macam pemulihan DAI.

1. Terapi Fisik

Salah satu tujuan utama terapi fisik selama pemulihan cedera aksonal difus adalah untuk mendapatkan kembali kendali atas gerakan seseorang.

Setelah DAI, koneksi antara otak, saraf, dan otot terganggu. Dengan berpartisipasi dalam terapi fisik, seseorang dapat mempelajari latihan efektif yang menargetkan bagian tubuh yang terkena dan merangsang otak untuk memanfaatkan neuroplastisitas.

2. Terapi Wicara

Jika DAI mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berbicara atau menelan, terapi wicara akan penting. Seorang ahli patologi wicara akan memandu seseorang melalui berbagai aktivitas dan latihan untuk memperkuat otot orofasial, meningkatkan keterampilan komunikasi sosial, serta mengatasi defisit kognitif.

3. Terapi Okupasi

Terapi ini berfungsi untuk mengembangkan keterampilan khusus yang dibutuhkan untuk bisa mengembalikan kemampuan mobilitas akibat cedera DAI. Ini mungkin melibatkan pembelajaran cara baru untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti menggunakan alat adaptif.

Ini akan membantu mengkompensasi hilangnya kontrol motorik dan memungkinkan individu untuk melakukan tugas yang mungkin tidak dapat mereka lakukan.

4. Terapi Perilaku Kognitif

Beberapa orang mungkin berjuang untuk beradaptasi dengan kehidupan setelah mengalami DAI. Terapi perilaku kognitif membantu seseorang memahami apa yang menyebabkan pikiran atau perilaku negatif mereka dan mengajari mereka cara yang lebih efektif untuk mengatasinya.

NEXT: Tanda Pemulihan Pasca DAI




(hnu/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork